Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SETELAH KPU menetapkan presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pilpres 2019, diskursus politik dalam negeri kini bergeser ke berbagai isu lain. Salah satunya perihal susunan kabinet yang akan menopang pemerintahan Jokowi-Ma'ruf lima tahun ke depan.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Hamidi Muluk menilai untuk komposisi kabinet pada pemerintahan mendatang tidak perlu menjadi perdebatan apakah berasal dari partai politik atau nonpartai politik. Menurutnya, hal yang terpenting bagi seorang menteri ialah dapat bekerja sama dan membantu presiden dalam menjalankan visinya. "Terlepas dari soal dicalonkan partai atau bukan, yang lebih penting bisa bekerja keras atau tidak," tuturnya saat dihubungi, kemarin.
Selain dapat bekerja sama dan bekerja keras, imbuhnya, menteri juga harus cepat mengeksekusi keinginan presiden menjadi sebuah kebijakan. Juga, harus dapat menggerakkan birokrasi dan memiliki terobosan.
Menurut dia, pemenuhan nilai-nilai tersebut sebagai syarat kabinet mendatang, jauh lebih penting dibandingkan meributkan jumlah menteri dari partai dan non partai.
Lebih lanjut, saat ditanya terkait komposisi ideal antara menteri dari parpol dan nonparpol, menurut dia tidak ada aturan ideal terkait besaran komposisinya. Jumlahnya bisa 40:60 atau bisa juga 50:50.
Namun, akan lebih baik jika komposisi dari nonparpol lebih banyak dibandingkan dari parpol. "Kalau bisa dari partai lebih sedikit proporsinya, 40% parpol dan 60% nonparpol," terang Hamidi.
Transparansi
Komisi Informasi Pusat (KIP) mendorong presiden terpilih agar menerapkan prinsip dasar transparansi dalam penyusunan kabinet.
"Meski hak prerogatif presiden untuk menentukan menteri-menterinya, aspek transparansi itu tentu sangat mendasar karena itulah yang akan dinilai publik. Figur-figur mana yang cocok, apa saja kriterianya itu harus diungkap ke masyarakat secara gamblang," kata komisioner KIP Romanus Ndau Lendong.
Menurutnya, ruang kompromi yang saat ini sedang dilakukan partai-partai koalisi Jokowi-Maruf jangan sampai mengabaikan aspek penting transparansi. "Ruang gelap politik yang transaksional itu tidak boleh lagi kita ulangi. Masyarakat juga punya hak untuk mengusulkan dan mengetahui siapa-siapa saja menteri yang pantas dan bukan hanya urusan partai politik semata," tegasnya.
Mantan cawapres Sandiaga Uno menya-takan akan membantu pemerintah dari luar lingkaran kekuasaan. "Dalam demokrasi itu harus ada check & balance. Ada yang berkuasa, namun kebijakan-kebijakannya harus ada yang memantau dan mengoreksi," tukasnya.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani, menyebutkan bahwa presiden dan wapres terpilih akan segera menyusun kabinet periode 2019-2024, setelah bertemu dengan tim hukum, TKN, dan pimpinan parpol peng-usung.
Saat ditanya apakah TKN juga mengusulkan nama-nama menteri, ia mengatakan tidak diharamkan jika TKN mengusulkan nama anggota kabinet, tetapi sejauh ini belum ada yang mengusulkan hal itu ke presiden dan wapres terpilih.
"Tentu di antara TKN dan bahkan TKD tidak menutup kemungkinan diminta Pak Jokowi untuk membantu dalam pemerintahannya, apakah posisi di kabinet atau di posisi lain itu tentu hak prerogatif beliau." (Ths/Ant/P-3)
Selain Tom Lembong, masih ada beberapa mantan menteri era Jokowi yang terjerat kasus korupsi. Berikut beberapa mantan menteri tersebut.
Seharusnya Prabowo berkaca pada kabinet pemerintahan Jokowi.
“Setahu saya ada. Kan Pak Prabowo sudah ngomong kalau nama-nama dari kabinet Pak Jokowi yang bagus-bagus akan juga dipakai untuk membantu beliau."
MENTERI Sosial Tri Rismaharini bungkam saat ditanya rencana mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Ia hanya tersenyum dan melambaikan tangan ke awak media, Selasa (3/9).
PDIP berharap reshuffle kabinet di akhir masa jabatan ditujukan untuk meningkatkan kinerja. Pasalnya, persoalan perekonomian rakyat mendesak untuk diselesaikan.
Saat ditanya lebih lanjut soal Menteri ESDM Arifin Tasrif yang akan digantikan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Presiden enggan menjawab kabar tersebut.
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Mardiono mengungkapkan suasana pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan enam ketua umum (ketum) partai koalisi pemerintah dipenuhi canda tawa.
Kabar mengenai pertemuan antara Presiden Jokowi dan para ketua umum partai koalisi pemerintahan dibenarkan Waketum PAN Viva Yoga Mauladi. Pertemuan digelar di Istana Merdeka, Selasa ini.
Dia menekankan pilihan NasDem terhadap Anies Baswedan merupakan kemerdekaan sikap dan pilihan yang tidak ada hubungannya dengan koalisi pemerintahan.
Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyindir warna biru sebagai penyebab kekalahan Timnas Kroasia melawan Argentina.
Adi menekankan selama mendukung Jokowi, NasDem selalu menujukan loyalitasnya. NasDem tidak pernah melayangkan protes atau mengkonfrontasi kebijakan Jokowi.
Sejauh ini, dia menilai pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin menunjukkan adanya peningkatan keberhasilan dari waktu ke waktu meskipun masih ada beberapa hal yang perlu perbaikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved