Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
DIREKTUR Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai perlu ada partai oposisi yang bergabung dalam kabinet mendatang demi persatuan dan pembangunan ke depan. Sebab, menurut dia, pertarungan dalam pemilihan presiden yang lalu telah menyebabkan polarisasi dan luka yang dalam di masyarakat.
"Untuk mengobatinya harus direkatkan kembali dan dijahit lukanya. Posisi (partai oposisi) di kabinet merupakan salah satu alat untuk mewujudkan hal tersebut,” terang Qodari saat dihubungi Minggu (30/6).
Dari sejumlah partai oposisi yang bertarung pada pilpres kemarin, Menurut Qodari, Partai Demokrat dan Partai Gerindra memiliki kans lebih besar gabung ke kabinet.
Qadari menilai ada sejumlah alasan mengapa kedua partai tersebut memiliki peluang cukup besar untuk bergabung ke pemerintahan. Salah satunya, kata dia, karena kedua partai tersebut memiliki komando dan garis kepemimpinan yang jelas.
“Kalau di Demokrat tentu pak Susilo Bambang Yudhoyono dan kalau di Gerindra tentu pak Prabowo. Keduanya memiliki satu garis komando yang jelas. Selain itu, dari segi kursi dalam parlemen keduanya pun akan memiliki pengaruh jika bergabung ke pemerintahan,” jelasnya.
Sedangkan untuk Partai Amanat Nasional, ia memandang partai tersebut seolah memiliki dualisme kepemimpinan, antara Zulkifli Hasan selaku ketua umum dan Amien Rais yang juga memiliki pengaruh cukup besar di partai.
Hal tersebut menurutnya dapat dilihat pada kabinet sebelumnya dan sikap PAN yang kemudian beralih ketika berlangsungnya pilpres. "Sedangkan untuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS), terkesan tidak mendapatkan undangan atau lebih nyaman dengan posisi oposisi," ujarnya.(A-3)
Selain Tom Lembong, masih ada beberapa mantan menteri era Jokowi yang terjerat kasus korupsi. Berikut beberapa mantan menteri tersebut.
Seharusnya Prabowo berkaca pada kabinet pemerintahan Jokowi.
“Setahu saya ada. Kan Pak Prabowo sudah ngomong kalau nama-nama dari kabinet Pak Jokowi yang bagus-bagus akan juga dipakai untuk membantu beliau."
MENTERI Sosial Tri Rismaharini bungkam saat ditanya rencana mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Ia hanya tersenyum dan melambaikan tangan ke awak media, Selasa (3/9).
PDIP berharap reshuffle kabinet di akhir masa jabatan ditujukan untuk meningkatkan kinerja. Pasalnya, persoalan perekonomian rakyat mendesak untuk diselesaikan.
Saat ditanya lebih lanjut soal Menteri ESDM Arifin Tasrif yang akan digantikan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Presiden enggan menjawab kabar tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved