Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
WAKIL Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Pertaonan Daulay mengatakan power sharing dengan bagi-bagi jabatan politik terhadap pihak yang kalah berbahaya bagi jalannya demokrasi.
Menurut Saleh, dengan adanya power sharing akan menghilangkan peran partai yang berada di pihak oposisi. Sehingga, kata ia, pemerintah akan terlalu kuat tanpa adanya kritik yang datang dari oposisi.
Menurutnya, power sharing kepada pihak yang kalah dalam kontestasi politik akan berbahaya, lantaran akan menghilangkan peran oposisi sebagai pengawas roda pemerintahan. Pemerintah nantinya akan terlalu kuat, karena tidak adanya kritik yang konstruktif.
"Ketika tidak ada yang koreksi sama sekali dan sampaikan sesuatu yang berbeda, itu sangat tidak tepat. Jadi pasti ada yang oposisi. Saya tidak tahu parpol mana yang putuskan (menjadi oposisi)," kata Saleh, ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/6).
Baca juga: Isu PAN dan Demokrat Merapat, Golkar: Super Mayoritas Lebih Bagus
Lebih lanjut, Saleh mengatakan setiap partai tidak akan mudah memutuskan sikap, terlebih bicara soal bergabung ke koalisi sebelah. Para pimpinan partai, kata ia, tentu akan mencermati dan hati-hati dalam setiap mengambil keputusan. Maka dari itu, ia menilai transaksi politik untuk mendapatkan jabatan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"Dalam rekonsiliasi itu kepentingan yang diajukan bukan sektoral parpol tapi kepetingan bangsa dan negara. Kalau masih terus-terusan ribut enggak akan selesai-selesai," ungkap Saleh. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved