Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

UGM Inisiasi Riset soal Meninggal dan Sakitnya Petugas Pemilu

Mediaindonesia.com
09/5/2019 13:05
UGM Inisiasi Riset soal Meninggal dan Sakitnya Petugas Pemilu
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.(Wikipedia)

FAKULTAS Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) akan selenggarakan riset lintas disiplin ilmu untuk membahas perihal banyaknya petugas pemilihan umum (Pemilu) 2019 yang meninggal dunia dan sakit.

Data dari KPU pada tanggal 4 Mei 2019 menyebutkan bahwa jumlah petugas Pemilu 2019 yang meninggal sebanyak 440 orang. Sementara, petugas yang sakit mencapai 3.788 orang.

Baca juga: KPU Sebut Ide Bentuk Tim Investigasi KPPS Wafat tidak Relevan

Bertempat di Ruang Sidang Dekanat FISIPOL UGM, sejumlah perwakilan dari  FISIPOL, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), dan Fakultas Psikologi UGM sepakat membentuk Kelompok Kerja Kajian Mortalitas Petugas Pemilu 2019.

“Kami mengundang rekan-rekan sejawat dari FKKMK dan Psikologi karena kami menganggap riset ini memerlukan keahlian lintas disiplin. Dengan begitu, riset ini dapat  memperkuat rekomendasi perbaikan sistem pemilu di lingkup nasional secara komprehensif, dan mencegah terulangnya kejadian yang sama. ” uajr Wakil Dekan FISIPOL UGM, Dr. Wawan Mas’udi, Kamis (9/5).

Fokus riset tersebut adalah mengidentifikasi faktor resiko mana yang paling menyebabkan kesakitan dan kematian petugas pemilu dengan memperhatikan sebaran kematian dan situasi sosial-politik lokal.

Pada tahap review, riset tersebut akan mengkaji sistem penugasan dan pelaksanaan tugas para anggota kesehatan, termasuk pengetatan atas syarat keterangan sehat yang selama ini seolah hanya jadi syarat administratif.  TPS di mana kasus-kasus itu terjadi akan dipetakan dari segi geografis maupun sosial-politik.

“Pemetaan tersebut penting untuk mengetahui faktor risiko yang paling menonjol di sana,” ujar Dr. Abdul Gaffar Karim, Dosen FISIPOL yang tergabung dalam tim riset.

Sementara itu, audit medik akan dilakukan terhadap kasus-kasus kesakitan dan kematian para petugas pemilu 2019.  Rekomendasi kebijakan berdasarkan riset tersebut akan dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan untuk kemungkinannya bisa diujicoba dalam Pilkada 2020.

Baca juga:  KPU Diminta Perhatikan Kesehatan Petugas KPPS

Harapannya hasil uji coba tersebut dapat digunakan untuk memperkuat rekomendasi perbaikan sistem pemilu di lingkup nasional.

“Serangkaian kejadian sakit dan kematian petugas pemilu 2019 itu perlu kita lihat sebagai sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang memerlukan perhatian khusus. Ke depannya, kami berharap dapat melakukan riset yang mendalam, lintas disiplin, melibatkan universitas-universitas di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang menunjukkan angka kejadian cukup tinggi,” pungkas Wawan. (RO/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya