Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

BPN Sebut Pendidikan Vokasi tak Efektif Pangkas Pengangguran

Rahmatul Fajri
04/3/2019 18:51
BPN Sebut Pendidikan Vokasi tak Efektif Pangkas Pengangguran
(MI/ROMMY PUJIANTO)

JURU bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ledia Hanifa, mengatakan program pendidikan vokasi tidak efektif dalam memangkas jumlah pengangguran di Indonesia.

Alih-alih mencetak tenaga kerja ahli dan sesuai permintaan dunia industri, lulusan pendidikan vokasi justru masih menjadi penyumbang angka pengangguran tertinggi.

Ia kemudian mengkritisi program pendidikan vokasi yang selama ini menjadi unggulan pemerintahan Joko Widodo.

"Di periode ini, pemerintah menyosialisasikan pendidikan vokasi, baik di SMA dengan SMK atau di perguruan tinggi. Padahal di lapangan terdapat 11% dari pengangguran itu adalah lulusan SMK," kata Ledia ketika diskusi di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (4/3).

Baca juga: BPN tak Khawatir Keluarga Uno Dukung Jokowi

Ledia menambahkan tingginya angka pengangguran lulusan SMK disebabkan tidak adanya kesinambungan antara sekolah dan dunia kerja. Selain itu, pemerintah dinilai gagal menghadirkan guru-guru produktif yang memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

"Secara pendidikan memang kita masih sangat rendah dan sejumlah persoalan di SMK karena tidak cukup tersedia guru-guru produktif yang memberikan arahan serta pendidikan agar dia langsung diterima di dunia kerja," ungkap politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Ledia mewanti-wanti rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia bisa menjadi ancaman di masa datang. Saat negara-negara lain menghadapi bonus demografi dengan memberikan pendidikan berkualitas kepada warganya, pemerintah saat ini justru tak hadir untuk tingkatkan kualitas pendidikan.

"Angkatan kerja kita hanya akan menjadi pegawai-pegawai nonformal. Kalau kita bicara tentang bonus demografi, malah justru dikhawatirkan mendapatkan bencana demografi. Karena kualitas pendidikan yang masih sangat minim," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik