Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
BERDASARKAN hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Partai NasDem dinilai sebagai partai dengan kekuatan baru yang mampu bersaing masuk di posisi lima besar dalam Pemilu Legislatif (Pileg) April 2019 mendatang. Survei yang dilakukan selama 6 bulan sejak Agustus 2018 hingga Januari 2019 memperlihatkan NasDem mampu memperoleh elektabilitas sebesar 4,5%.
Peneliti LSI Rully Akbar menuturkan dengan perolehan elektabilitas NasDem sebesar 4,5% saat ini, partai dengan tagline gerakan restorasi tersebut, masih berada diurutan ke enam. Namun, dirinya tidak memungkiri bahwa NasDem akan menjadi salah satu partai papan tengah yang berpotensi menggeser Partai Demokrat di lima besar.
Baca juga: LSI: PDIP Unggul di Pemilih Muslim Hingga Milenial
"NasDem tampil sebagai kekuatan baru, bahkan potensial masuk empat atau lima besar, menyaingi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan Demokrat," ujar Rully Akbar, di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu, (20/2).
Berdasarkan survei 6 bulan terakhir, partai lima besar masih diisi oleh partai lama yaitu PDI Perjuangan (23,7%), Gerindra (14,6%), Golkar (11,3%), PKB (8,2%), dan Demokrat (5,4%). NasDem sendiri terlihat memimpin dalam kategori partai lama di luar urutan 5 besar. NasDem mengungguli Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Hanura, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
"Elektabilitas NasDem pun kini berada di posisi pertama dalam kategori partai lama di luar 5 besar dengan dukungan 4,5% responden. Persentase ini hanya selisih kurang dari 1% dari Demokrat yang mempunyai angka 5,4% di posisi lima besar," tutur Ruly.
Rully menambahkan, elektabilitas NasDem secara teratur meningkat sejak Agustus 2018 hingga Januari 2019. Hal itu, kata dia, yang membuat NasDem berkemungkinan bisa menyusul Demokrat dan berada di lima besar. "Suara NasDem meningkat secara umum dari 2,2% di bulan Agustus, 2,7% di September, 3,1% di Oktober, 2,7% di November, 2,8% di Desember, dan mencuat di angka 4,5% di Januari 2019," ujar Rully.
Peningkatan, jelas dia, terjadi pada pemilih muslim yang mempercayai Partai NasDem. Elektabilitas NasDem di kalangan muslim menjadi nomor satu dalam kategori partai lama. "Sejak Agustus 2018 hingga Januari 2019 pemilih muslim di Partai NasDem meningkat sekitar 2,7%. Disusul dengan PKS yang stagnan di angka 4% sejak Agustus sampai Januari 2019," tutur Rully.
Baca juga: Ketua DPR: Jangan Lupakan Nilai Toleransi Hanya Karena Pemilu
Sementara itu, pada Agustus 2018, pemilih muslim NasDem berada di angka 2% dan pada Januari 2019 berada di angka 4,7%. Dalam hal ini, NasDem disusul sengit oleh PKS dengan angka 4,6%.
LSI membuat survei yang melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi. Jajak pendapat ini metode multistage random sampling melalui wawancara dilakukan dengan kuesioner. Margin of error survei ini 2,8%. (OL-6)
KPK menetapkan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka suap terkait buronan Harun Masiku. Hasto disebut aktif mengupayakan Harun memenangkan kursi anggota DPR pada Pemilu 2019.
Bagi Mahfud, batalnya memakai kemeja putih tersebut lima tahun lalu menyimpan pesan tersendiri.
KPID Sulawesi Selatan mengaku belum bisa menindak caleg dan parpol yang mulai mencuri start pada Pemilu 2024.
PENDUKUNG Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini berbalik mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024.
Beberapa upaya dari KPU untuk mencegah terjadinya kembali korban jiwa dari petugas KPPS.
"Mas Ganjar kan enggak nyapres, enggak nyapres beliau," kata Immanuel di Jakarta, Minggu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved