Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Politik Uang Dinilai Berpotensi Meningkat

Rahmatul Fajri
08/2/2019 22:50
Politik Uang Dinilai Berpotensi Meningkat
(MI/Tiyok)

DIREKTUR Eksekutif Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD), August Mellaz, mengatakan pada Pemilihan Umum 2019 mendatang, politik uang berpotensi mengalami peningkatan dari Pemilu sebelumnya.

August menjelaskan hal tersebut didasarkan beberapa hal, salah satunya ialah sistem Pemilu yang tidak berubah, yakni sistem proporsional terbuka.

"Artinya, sisi personal atau orientasi kompetisi Pemilu masih berbasis calon legislatif dibandingkan partai politik," kata August ketika ditemui di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat (8/2).

Selanjutnya, August mengatakan orientasi kompetisi Pemilihan Legislatif 2019 tetap berbasis pada sisi popularitas dan personalitas calon legislatif. Sehingga, kata August, untuk bisa terpilih, setiap calon legislatif akan berupaya meningkatkan popularitasnya, salah satunya dengan bermodal uang.

"Untuk meningkatkan popularitasnya, maka harus meningkatkan aktivitas kampanye, dan secara personal mereka membiayainya sendiri," tandas August.


Baca juga: MK Siap Hadapi Sengketa Pemilu


August kemudian merujuk pada Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) tahun 2014, masih didominasi oleh penerimaan dari caleg.

August mencatat dari total Rp2,1 trilliun, 82,65% penerimaan dari caleg. Lalu, melalui perseorangan sebesar 8,34%. Kemudian, partai politik 7,60%, badan usaha 1,15% dan kelompok 0,26%.

Lebih lanjut, pada 2019, August mencatat total LPSDK senilai Rp427 miliar yang berasal dari 16 partai politik. Adapun total sumbangan calon legislatif sebesar Rp 337 miliar atau 79,10%. Sedangkan partai 20,09%, sisanya sumbangan perseorangan.

"Angka 79,10% penerimaan dana kampanye dari calon legislatif secara konsisten menunjukkan orientasi personal di Pileg 2019 sama kuatnya dengan Pileg 2014," jelas August.

Melalui data tersebut, August menyimpulkan sumbangan dana kampanye melalui caleg masih lebih besar dibandingkan partai politik. Hal ini secara tidak langsung juga akibat sistem proporsonal terbuka.

"Pada akhirnya menyebabkan kampanye makin bersifat personal, bukan partai sehingga politik uangpun seolah tak dapat dihindari," pungkas August. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya