Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Metode Kampanye dengan Spanduk Masih Diminati

Akmal Fauzi
26/1/2019 20:48
Metode Kampanye dengan Spanduk Masih Diminati
(MI/RAMDANI)

ALAT peraga kampanye (APK) seperti spanduk dan baliho masih diminati para calon anggota legislatif (caleg) di pemilu 2019 ini. Metode kampanye konvensional itu dinilai masih efektif untuk mengenalkan diri ke publik.

Hal itulah yang dilakukan Rian Ernest, caleg DPR RI daerah pemilihan DKI Jakarta I dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Meksi mengklaim sebagai partai milenial, Ernest mengakui penggunaan spanduk masih menjadi prioritas.

“Semua metode harus dilakukan. Tapi sekarang saya fokus ke konvensional, turun ke lapangan dan untuk meninggalkan kesan, saya gunakan alat peraga luar ruang seperti spanduk,” kata Ernest saat dihubungi, Sabtu (26/1).

Ia menyebut, penggunaan medsos belum bisa mewakili apa yang ingin disampaikan ke pemilih. Cara konvensional tetap harus dilakukan untuk meyakinkan pemilih.

Ia mengaku sejak enam bulan lalu, sudah memasang sekitar 1000 lebih spanduk di beberapa titik. Sementara untuk medsos, ia kelola bersama tim khusus media sosial.

“Tim medsos ada beberapa teman yang membantu selain saya kelola sendiri,” ujarnya

Hal berbeda justru dilakukan Anggiasari Puji Aryatie, caleg DPR RI daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dari partai NasDem. Anggia lebih memanfaatkan media sosial sebagai metode kampanye yang dilakukan.

“Kalau persentasi 60% media sosial, 40% spanduk atau baliho,” kata Anggia

Aktivis yang bergerak dalam membantu kaum difabel itu menjelaskan, penggunaan media sosial lebih bisa menjangkau pemilih dan lebih luas menuangkan ide dan gagasan.

“Sasarannya itu diskusi, dialog. Tidak secara umum, tapi lebih melalui inbox atau DM (Direct Message). Banyak yang tanya-tanya soal saya, ingin mengenal, bagaimana program dan sebagainya,” jelasnya

Ia tidak menampikan metode kampanye melalui spanduk. Namun, strategi penggunaan dan pemasangannya yang berbeda. Ia lebih menyasar komunitas yang sudah mengenal dirinya untuk memperkenalkan dirinya melalui spanduk dan baliho.

“Jadi sebagai bentuk dukungan mereka yang mengenalkan melalui spanduk. Tapi tempatnya saya tekankan jangan di jalan umum, tapi di lingkungan sekitar komunitas itu. Masih memegah teguh jangan mengganggu fasilitas umum,” ujarnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya