Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

PAN Terlempar, Partai NasDem makin Mantap

Dero Iqbal Mahendra
24/1/2019 08:40
PAN Terlempar, Partai NasDem makin Mantap
(MI/PIUS ERLANGGA)

PARTAI Amanat Nasional (PAN) diprediksi akan terlempar dari kursi DPR-RI pada 2019-2024 sebab hasil lembaga survei Indikator merilis PAN hanya meraih 2,7% atau kurang dari batas minimum sebesar 4%.

Sebaliknya, NasDem justru kian menunjukkan eksistensinya dengan meraih 5,3%.

Sekjen Partai Nasdem Jhonny G Plate makin optimistis NasDem akan mencapai target suara parlemen hingga dua digit.

"NasDem kita harapkan vini vidi vici. Kami hadir di Pemilu 2014 dengan survei 1,5% dan hasil pemilu 6,7%. Nominal suaranya bahkan lebih banyak dari PPP," tutur Jhonny.

Survei Indikator ini dilakukan pada 16-26 Desember 2018 terhadap 1.220 responden.

Populasinya seluruh warga yang memiliki hak pilih. Survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Indikator awalnya menggunakan simulasi surat suara untuk melihat pilihan masyarakat terhadap partai politik. Responden diberi pertanyaan 'Jika pemilihan anggota DPR diadakan sekarang ini, partai atau calon partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih?'. Hasilnya, PDIP meraih suara tertinggi.

"Ada 16 partai yang kami tanyakan dalam berbagai jenis pertanyaan. Kami menerapkan cara bertanya dengan simulasi surat suara dan mereka diminta mencoblos tanpa sepengetahuan pewawancara," kata peneliti senior Indikator Rizka Halida.

"PDIP paling tinggi, yakni 21,6%. Kemudian Gerindra 12,2%, Golkar 10,7%, PKB 9,3%, Demokrat 6,3%, NasDem 5,3%, PKS 4,2%, PPP 4%, Perindo 3,4%, dan PAN 2,7%. Partai lain masih di bawah 2%. Ada juga warga yang belum menyatakan pilihannya secara terbuka 16,5%," imbuh Rizka.

Dari total responden, ada 56,2% total suara yang diperoleh partai Koalisi Indonesia Kerja, 26,2% suara yang diperoleh partai Koalisi Indonesia Adil Makmur, 1,2% nonkoalisi, dan 16,5% tidak mengindikasikan dukungan kepada salah satu partai.

Secara umum, partai-partai yang berada di koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin banyak yang mendukung pasangan ini, di atas 50%. Akan tetapi, memang ada variasinya itu masing-masing partai. PDIP 90,1% mendukung Jokowi-Amin, sedangkan 6% mendukung Prabowo-Sandi. PPP mengalami split ticket voter paling besar, 53,7% mendukung Jokowi-Amin, sedangkan 43,2% mendukung Prabowo-Sandi.

"Kalau di koalisi Prabowo-Sandi ini yang paling solid dukungannya ialah pemilih Gerindra, yakni 81,5% pemilih Gerindra mendukung Prabowo-Sandi. Yang paling tidak solid Partai Berkarya, terbelah dukungannya ke Jokowi-Amin. Yang cukup banyak juga ialah dari Partai Demokrat sebesar 40,5% lebih banyak yang memilih Jokowi-Amin.

Split ticket voting
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menyatakan fenomena split ticket voting sudah ada sejak Pilpres 2014. Roy mengakui suara Demokrat terbelah.

Namun, jumlahnya menurun dan kini lebih banyak yang mendukung Prabowo-Sandi. "Fenomena ini benar dan kami mengakui awalnya Partai Demokrat memang split, tapi sekarang semakin menurun mendekati 17 April.''

Meskipun demikian, eks Menteri Pemuda dan Olahraga ini menyebut Demokrat tetap akan mengutamakan pemenangan partai. Pasalnya, Demokrat tidak akan mendapatkan efek ekor jas (coattail effect) dari Prabowo-Sandiaga. (P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya