Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Cerita Prabowo Saat Dipanggil Pak Harto sebelum Operasi Militer

Achmad Zulfikar Fazli
12/1/2016 00:00
 Cerita Prabowo Saat Dipanggil Pak Harto sebelum Operasi Militer
(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menceritakan kisahnya saat masih menjadi tentara. Ketika itu, Prabowo masih berpangkat Mayor dan akan melakukan operasi militer.

Namun, menjelang pelaksanaan operasi, mantan Danjen Kopassus ini sempat dipanggil oleh Pak Harto, Presiden Indonesia kala itu. Rasa bahagia pun menyelimuti perasaannya saat itu. Sebab, ia berharap bisa mendapatkan sangu atau bekal dari Pak Harto yang saat itu pun merupakan mertuanya.

"Saya mau cerita, pelajaran bagi saya. Saat itu saya masih mayor, mertua saya Pak Harto. Saya ditugaskan melakukan operasi (militer). Saya saat itu dipanggil Pak Harto sebelum operasi. Harapan saya pasti dikasih sangu. Ternyata saya ketemu Pak Harto enggak sampai lima menit," kata Prabowo dalam pidatonya di rakornas PKS, di Depok, Jawa Barat, Selasa (12/1).

Namun, dalam pertemuan singkat itu, Prabowo mengaku hanya diberikan tiga pesan. Pesan tersebut, yakni ojo dumeh atau jangan sombong, ojo lali atau jangan lupa dan ojo ngoyo atau jangan memaksakan diri.

"Bowo, mau berangkat tugas? Saya titip tiga hal. Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo. Mengerti? Siap. Selamat bertugas," kata Prabowo mengulangi ucapan Pak Harto saat itu.

Ia pun kaget dengan pesan tersebut. Namun, ia akhirnya sadar bahwa pesan itu sangat penting bagi dirinya dan pasukan lainnya yang akan bertarung di medan perang. Bahkan, ia menuliskan tiga pesan itu di dalam peta operasinya.

"Kita tulis di atas peta itu. Jangan lupa ajaran agama, militer, sosial budaya, orang tua kita. Engga ada ajaran agama yang mengajarkan melukai orang yang engga bersalah. Apalagi orang tua, wanita, anak-anak, dan lain-lain. Jangan lupa taktik, strategi, dan lain-lain," kenang dia.

Ia pun mengaku bahwa tiga pesan itu memang sulit untuk dijalani dalam dunia militer dan bisnis. Namun begitu, Prabowo masih tetap memegang teguh pesan tersebut hingga saat ini dalam memimpin Partai Gerindra.

"Saya pakai (pesan itu) sebagai semacam alat kepemimpinan saya. Saya selalu engga lupa ajarannya. Berusaha engga sombong dan engga memaksakan diri. Berupaya mencapai yang terbaik, namun juga menerima hasil yang ada," pungkas dia.(Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya