Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BERDASARKAN hasil hitung cepat, 11 dari 17 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung maupun didukung NasDem dinyatakan menang dalam perhelatan pilkada serentak yang berlangsung pada 27 Juni 2018.
Ketua Umum NasDem Surya Paloh menuturkan, hasil kemenangan yang didapat dari Pilkada Serentak 2018 itu merupakan salah satu modal baik untuk menyambut pesta demokrasi yang lebih besar yaitu Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
"Ini (kemenangan) adalah modal, namun bukan modal utama. Modal utama ialah tetap pada kinerja para kader NasDem itu sendiri," tutur Surya saat ditemui seusai memantau hasil hitung cepat pilkada serentak di Kantor DPP NasDem, Rabu (27/6).
Adapun dari 11 calon kepala daerah yang dinyatakan menang berdasaskarn hasil hitung cepat, Surya menuturkan 5 di antaranya merupakan kader terbaik NasDem. Kelima kader tersebut ialah Viktor Laiskodat-Josef Nae Soi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Herman Deru-Mawardi Yahya di Sumatra Selatan, Ali Mazi-Lukman Abunawas di Sulawesi Tenggara, Syamsuar-Edy Nasution di Riau, dan Midji-Norsan Kalimantan Barat.
"Saya pikir paling tidak harus diakui akan ada komunikasi yang lebih baik dengan kepala daerah yang telah terpilih tersebut untuk memudahkan diterimanya gagasan-gagasan politik NasDem sehingga membawa optimisme dalam menyambut Pileg atau Pilpres 2019," tegas Surya.
Surya melanjutkan, perhelatan pilkada serentak merupakan salah satu agenda penting dalam menyambut Pileg dan Pilpres 2019 mendatang. Tingginya peran parpol dalam mensukseskan Pilkada Serentak 2018 selaras dengan harapan parpol dalam menghadapi Pemilu 2019.
"Figur-figur kepala daerah yang telah terpilih ini dapat dikatakan sebagai suplemen partai dalam menyambut Pemilu 2019, baik itu kapasitas gubernur, wakil gubernur, maupun walikota, bupati hingga para wakilnya," paparnya.
Namun, kendati demikian Surya mengingatkan bahwa yang bisa membawa NasDem mencapai target untuk menang posisi 3 besar dalam Pemilu 2019 ke depan ialah tetap pada kinerja para kader dalam menyampaikan gagasan dan pikiran partai. Pasalnya, tidak dapat dipungkiri, salah satu faktor keberhasilan NasDem dalam pilkada serentak kali ini ialah komitmen NasDem melakukan politik tanpa mahar.
"Hal pokok yang tidak bisa kita lupakan adalah bagaimanapun juga kita telah mengenalkan sesuatu apa yang disebut politik tanpa mahar. Di samping strategi, pikiran, kajian, pendekatan yang rasional, moralitas politik tanpa mahar ini bisa turut mempengaruhi hasil yang diperoleh partai," paparnya. (X-12)
Kelima isu tersebut juga menjadi akar berbagai pelanggaran etik penyelenggara pemilu.
pemilu nasional dan lokal dipisah, , siapa yang bakal memimpin daerah setelah masa jabatan kepala daerah Pilkada 2024 berakhir?
MAHKAMAH Konstitusi (MK) memutuskan bahwa mulai tahun 2029, pemilihan umum (pemilu) di Indonesia harus diselenggarakan secara terpisah antara pemilu nasional dan pemilu daerah.
Keputusan MK terkait PHPU kepala daerah pasca-PSU semestinya bisa memberikan kepastian hukum dan terwujudnya ketertiban di daerah.
Ketua KPU Mochammad Afifuddin mengusulkan agar ke depannya anggaran penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
DIREKTUR DEEP Indonesia, Neni Nur Hayati menilai Bawaslu tidak serius dalam menangani proses penanganan politik uang saat PSU Pilkada Barito Utara
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved