Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETUA Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, mengungkapkan telah terjadi pergeseran dominasi partai politik (parpol) pada tingkat provinsi secara signifikan dalam Pilkada 2024. Ia menyebut, Partai Gerindra mengalami lonjakan tajam dalam jumlah kepala daerah yang berasal dari partai tersebut.
“Pilkada serentak 2024 setelah pemerintahan baru dilantik memberikan keuntungan politik bagi Partai Gerindra. Dari 16 calon gubernur yang memiliki asosiasi dengan Gerindra, 11 di antaranya berhasil terpilih di 11 provinsi,” jelas Arya dalam diskusi bertajuk “Jelang Pelantikan Kepala Daerah Terpilih: Perubahan Peta Politik Lokal dan Arah Pemilihan Langsung Ke Depan” di Gedung CSIS Jakarta, Rabu (19/2).
Arya menjabarkan 11 provinsi tersebut yaitu Sumatera Utara, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa tengah, Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Selain itu, Gerindra juga berhasil menempatkan 5 wakil gubernur terpilih, yaitu di Provinsi Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Papua Barat.
Lebih jauh, Pilkada 2024 juga menunjukkan fenomena pindah partai sejumlah calon kepala daerah. Secara agregat, sebanyak 27 (30,3%) dari 89 calon kepala daerah yang memiliki afiliasi dengan partai politik pindah ke partai lain saat pilkada lalu. Dari 27 calon tersebut, 8 diantaranya pindah dari Partai Golkar.
“Sebanyak 7 orang kader PDI Perjuangan tidak lagi dicalonkan PDI Perjuangan. Dari 7 orang tersebut, 3 orang pindah ke Partai Gerindra, 3 orang tidak terafiliasi lagi dengan partai, dan 1 orang ke Partai NasDem. Selain itu, Partai NasDem dan PAN masing-masing kehilangan 4 orang kader,” jelas Arya.
Arya menjelaskan faktor pindah partai tersebut dipengaruhi beberapa kondisi, di antaranya tidak mendapatkan rekomendasi pencalonan atau berkonflik dengan partai.
“Namun, ada pula yang pindah partai untuk mendapatkan tiket pencalonan atau karena konflik internal, seperti Arinal Djunaidi yang pindah dari Partai Golkar ke PDI Perjuangan, Bobby Nasution dan Agustiar Sabran dari PDI Perjuangan ke Partai Gerindra, serta Willy Midel Yoseph dari PDI Perjuangan ke NasDem,” tuturnya.
Secara umum juga ditemukan perubahan peta kekuatan partai di tingkat lokal, yang terlihat dari meningkatnya jumlah calon gubernur terpilih yang berasal dari Gerindra.
Partai Gerindra berhasil mengunci kemenangan di 11 provinsi (29,73%) dari 37 provinsi yang melaksanakan pemilihan.
Sementara itu, pada pilkada periode sebelumnya, PDI Perjuangan unggul di Jawa Tengah dan Golkar di Jawa Barat, tetapi Gerindra menggeser dominasi kedua partai tersebut pada pilkada 2024. Beberapa partai, seperti Partai Demokrat, PAN, dan PPP, menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan pilkada sebelumnya.
“Jadi kita melihat memang terjadi pergeseran yang cukup besar terutama bergesernya dominasi partai tertentu pada level provinsi. Kita lihat juga, kita prediksi juga terjadi pada level kabupaten,” pungkasnya. (Dev/M-3)
Pengamat sebut Presiden Prabowo Subianto ingin memberikan kesan bukan sosok ambisius setelah melarang kader Partai Gerindra gembar-gembor soal dua periode.
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan dirinya jadi presiden bukan hasil minta-minta. Ia mengaku menjadi presiden untuk membantu masyarakat.
Sebaiknya pemerintahan saat ini bekerja saja untuk masyarakat. Ketika kinerja baik tentu akan mendapatkan respon yang positif dan modal menuju Pilpres 2029.
Prabowo membeberkan dirinya masih fokus bekerja dan dukungan tersebut merupakan urusan nanti. Orang nomor satu di Indonesia itu mengaku ingin lebih dulu bekerja untuk rakyat.
RATUSAN kader Gerindra di Kabupaten Banggai melakukan aksi unjuk rasa di Polres Banggai karena merasa dua kadernya dipersekusi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved