Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Toyota Eco Youth Ke-11 Ciptakan para Sociopreneur

(Try/S-3)
08/8/2019 06:00
 Toyota Eco Youth Ke-11 Ciptakan para Sociopreneur
JUARA TOYOTA ECO YOUTH KE-11(ANTARA FOTO/Audy Alwi/wsj.)

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota Astra Motor mengumumkan para pemenang Toyota Eco Youth (TEY). Ajang tersebut ingin mendorong siswa SLTA menciptakan kreasi dan inovasi.

Kegiatan TEY telah memasuki usia ke-11. Ini menjadi wadah untuk menstimulasi gagasan generasi muda dalam nencetuskan program pembaruan kondisi lingkungan dan komunitas.

TEY kali ini mengusung tema Sociopreneur. Para peserta berlomba untuk berbuat sesuatu yang dapat melibatkan masyarakat menghasilkan nilai ekonomi dengan menjaga keberlangsungan lingkungan.

Terdapat total 600 sekolah yang terdiri atas SMA dan SMK se-Indonesia telah mengajukan hingga 4.000 proposal proyek lingkungan hidup. Dari jumlah tersebut, tersaring sebanyak 25 proposal yang paling prospektif.

Pemenang dari kategori science diraih SMAN 5 Yogyakarta yang mengangkat pemanfaatan ekstrak daun pepaya dan abu kayu sebagai pestisida hama ulat kubis. Penggagas sekaligus pencipta cairan dan alat penumpas hama tersebut, yaitu Edgar Parrusa dan Enadra Natan. Awal ide mereka dimulai dari banyaknya hama ulat kubis di sekitar kebun sekolah mereka.

"Campuran papain (ekstrak daun pepaya) memiliki elektrostatis, menambah daya rekat lapis pada tanaman. Karenanya, ini lebih bertahan bila terkena air hujan atau panas matahari. Hama pun tidak menempel," jelas Edgar saat memaparkan proyek yang dimenanginya di Jakarta, Selasa (6/8). Mereka berdua juga mendapat penghargaan best of best TEY Awarding ke-11 dengan hadiah eco trip ke Jepang.

Dari kategori sosial, siswi SMAN 2 Semarapura Bali menjadi pemenangnya, Ia mengangkat film pendek komedi berdurasi 13 menit mengenai pemilihan sampah dengan judul Keranjang Bolong Smadara.

Film itu menggambarkan tentang masyarakat yang sebenarnya telah mengerti bahwa sampah harus dipilah dalam pembuangannya. Sayangnya, banyak masyarakat tetap tidak melakukan hal tersebut.

"Seperti keranjang yang seharusnya dapat menampung sesuatu, tetapi bolong. Jadinya, keranjang tersebut sia-sia," jelas Adinda dan Taris.

Gagasan film itu mereka angkat karena di Kabupaten Klungkung sejak lama juga berlaku aturan bahwa bila tidak dipilah antara yang basah dan kering ataupun yang dapat didaur ulang, sampah rumah tangga tidak akan diangkut Dinas Kebersihan Kabupaten Klungkung.

Wakil Presiden Direktur TMMIN Edward Otto Kanter mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi semangat kepedulian lingkungan yang dituangkan para pelajar dalam TEY. Pihaknya berharap ke depan program ini memberikan sumbangsih positif bagi keberlanjutan alam serta kesejahteraan masyarakat sekitar.

Tidak tertutup kemungkinan, beberapa inovasi dapat menjadi produk yang diproduksi lebih luas. "Program TEY diharapkan memberikan penghargaan dan dukungan penuh atas ide-ide kreatif para pelajar yang berhasil diwujudkan menjadi suatu gebrakan maupun inovasi dalam menjaga kelestarian alam di masa yang akan datang," ujarnya.

Direktur TAM Darmawan Widjaja mengatakan, penyelenggaraan TEY ke-11 telah mencakup seluruh provinsi di Tanah Air dan semakin menunjukkan tumbuhnya antusias dan kesadaran generasi muda terhada isu-isu yang dihadapi masyarakat. "Di masa depan, semoga kita bersama-sama dapat terus memberikan kontribusi yang nyata bagi upaya pelestarian lingkungan Indonesia," ujar Darmawan. (Try/S-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya