Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
DI dekat kompleks tempat tinggal saya ada sebuah kios yang khusus menjual masker. Tempatnya tidak terlalu luas, setengah ukuran minimarket di kampung-kampung. Berbagai jenis dan merek masker ada di sana. Dari yang berbahan kain hingga masker medis. Tersedia ukuran untuk anak-anak hingga orang dewasa. Harganya pun bervariasi, antara Rp10 ribu dan Rp20 ribu satu pak isi 50 lembar. Relatif murah, apalagi jika dibandingkan dengan pada masa-masa awal pandemi ketika para spekulan melambungkan harga gila-gilaan hingga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Edan.
Kini, pada saat pandemi mereda, harga masker terjun bebas. Kendati begitu, fluktuasi tidak menghilangkan fungsi kain pelindung hidung dan mulut tersebut. Ia tetap penting dan dibutuhkan masyarakat. Itu barangkali yang dilihat si pemilik kios sehingga berani membuka usahanya dalam enam bulan terakhir kendati dari sisi demand mungkin stagnan atau bahkan menurun. Mungkin dia beranggapan masker tetap akan menjadi bagian dari kebutuhan manusia sehari-hari seperti halnya pulsa atau kuota internet. Keuntungan yang didapatnya mungkin kecil, tapi saya kira, visinya panjang.
Harus diakui, pandemi covid-19 yang melanda dunia dalam dua tahun terakhir tidak cuma melahirkan krisis kesehatan. Ia juga turut mengubah model bisnis, pola kerja, sistem belajar, bahkan peta politik. Sepanjang 2020 saja, seperti dilansir berbagai media, setidaknya ada 11 menteri kesehatan di dunia yang mundur gara-gara wabah itu, baik sukarela maupun karena dipaksa/dipecat. Korona memang berdampak dahsyat. Ekonomi terpuruk, mayat bergelimpangan. Sudah semestinya kita banyak belajar dari wabah ini, terutama untuk membenahi infrastruktur kesehatan.
Apalagi, seperti sering dipaparkan sejumlah pakar, virus korona tidak akan benar-benar sirna. Ia hanya bermutasi, bisa melemah atau malah sebaliknya. Kita selaku manusialah yang mestinya beradaptasi. Menggunakan masker sebagai laku hidup sehari-hari, terutama di ruang publik, ialah cara yang paling sederhana. Sayangnya, hal terakhir itu yang belakangan mulai kendur. Beberapa hari lalu, saya melihat seorang bapak di Stasiun Depok nyelonong tanpa masker. Beruntung petugas sigap mengingatkan. Tindakan si petugas itu mungkin terlihat sederhana, tapi maknanya besar bagi kehidupan.
Setelah kurang lebih dua tahun diterpa pandemi, laku hidup manusia memang seharusnya berubah. Kita tidak bisa lagi beraktivitas business as usual. Bukan hanya mentradisikan penggunaan masker dan kebiasaan mencuci tangan, pola kerja pun semestinya berubah. Sistem kerja dari rumah secara bergantian, misalnya, seharusnya tetap diterapkan, terutama di bidang-bidang yang memungkinkan untuk itu. Hal itu semestinya disadari para pemimpin perusahaan. Dengan sistem atau pola kerja seperti itu, selain untuk melindungi aset sumber daya manusia (baca: karyawan), Anda berkontribusi dalam mengurangi konsumsi energi, polusi, dan kemacetan.
Di era yang semakin tidak keruan ini, bisnis tidak semata diperuntukkan meraup laba sebanyak-banyaknya, tapi juga harus memperhatikan keberlanjutan, terutama lingkungan beserta makhluk hidup di dalamnya. Masak visi dan pola pikir Anda kalah sama si penjual masker dan petugas stasiun?
Para konsultan ini sebenarnya memiliki opini-opini, terlebih saat diskusi. Namun, untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan tetap perlu diasah.
Sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa, demokrasi Indonesia dibangun di atas kesepakatan kebangsaan—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Hasan mengemukakan pemerintah tak pernah mempermasalahkan tulisan opini selama ini. Hasan menyebut pemerintah tak pernah mengkomplain tulisan opini.
Perlu dibuktikan apakah teror tersebut benar terjadi sehingga menghindari saling tuduh dan saling curiga.
Dugaan intimidasi terjadi usai tayangnya opini yang mengkritik pengangkatan jenderal TNI pada jabatan sipil, termasuk sebagai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Yogi Firmansyah, merupakan aparatur sipil negara di Kementerian Keuangan dan sedang Kuliah S2 di Magister Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia.
BPBD Jawa Timur membagikan masker ke seluruh pengendara maupun warga di wilayah Jember dan sekitarnya, menyusul erupsi Gunung Raung yang menyemburkan abu vulkanik
Masker tepung beras dan yoghurt viral sejak tahun 2024 karena banyak konten kreator kecantikan yang mencoba tren yang populer di Korea Selatan (Korsel) itu.
Selain berdebu, tempat penampungan hewan kurban di pinggir jalan sering kali kurang bersih dan berbau menyengat.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Saat digunakan di kulit, panthenol secara alami akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin B5.
Infeksi HMPV dan Influenza A tidak hanya menyebabkan gejala ringan seperti flu, tetapi juga komplikasi serius, termasuk pneumonia, bronkitis, hingga gagal napas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved