Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DI dekat kompleks tempat tinggal saya ada sebuah kios yang khusus menjual masker. Tempatnya tidak terlalu luas, setengah ukuran minimarket di kampung-kampung. Berbagai jenis dan merek masker ada di sana. Dari yang berbahan kain hingga masker medis. Tersedia ukuran untuk anak-anak hingga orang dewasa. Harganya pun bervariasi, antara Rp10 ribu dan Rp20 ribu satu pak isi 50 lembar. Relatif murah, apalagi jika dibandingkan dengan pada masa-masa awal pandemi ketika para spekulan melambungkan harga gila-gilaan hingga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Edan.
Kini, pada saat pandemi mereda, harga masker terjun bebas. Kendati begitu, fluktuasi tidak menghilangkan fungsi kain pelindung hidung dan mulut tersebut. Ia tetap penting dan dibutuhkan masyarakat. Itu barangkali yang dilihat si pemilik kios sehingga berani membuka usahanya dalam enam bulan terakhir kendati dari sisi demand mungkin stagnan atau bahkan menurun. Mungkin dia beranggapan masker tetap akan menjadi bagian dari kebutuhan manusia sehari-hari seperti halnya pulsa atau kuota internet. Keuntungan yang didapatnya mungkin kecil, tapi saya kira, visinya panjang.
Harus diakui, pandemi covid-19 yang melanda dunia dalam dua tahun terakhir tidak cuma melahirkan krisis kesehatan. Ia juga turut mengubah model bisnis, pola kerja, sistem belajar, bahkan peta politik. Sepanjang 2020 saja, seperti dilansir berbagai media, setidaknya ada 11 menteri kesehatan di dunia yang mundur gara-gara wabah itu, baik sukarela maupun karena dipaksa/dipecat. Korona memang berdampak dahsyat. Ekonomi terpuruk, mayat bergelimpangan. Sudah semestinya kita banyak belajar dari wabah ini, terutama untuk membenahi infrastruktur kesehatan.
Apalagi, seperti sering dipaparkan sejumlah pakar, virus korona tidak akan benar-benar sirna. Ia hanya bermutasi, bisa melemah atau malah sebaliknya. Kita selaku manusialah yang mestinya beradaptasi. Menggunakan masker sebagai laku hidup sehari-hari, terutama di ruang publik, ialah cara yang paling sederhana. Sayangnya, hal terakhir itu yang belakangan mulai kendur. Beberapa hari lalu, saya melihat seorang bapak di Stasiun Depok nyelonong tanpa masker. Beruntung petugas sigap mengingatkan. Tindakan si petugas itu mungkin terlihat sederhana, tapi maknanya besar bagi kehidupan.
Setelah kurang lebih dua tahun diterpa pandemi, laku hidup manusia memang seharusnya berubah. Kita tidak bisa lagi beraktivitas business as usual. Bukan hanya mentradisikan penggunaan masker dan kebiasaan mencuci tangan, pola kerja pun semestinya berubah. Sistem kerja dari rumah secara bergantian, misalnya, seharusnya tetap diterapkan, terutama di bidang-bidang yang memungkinkan untuk itu. Hal itu semestinya disadari para pemimpin perusahaan. Dengan sistem atau pola kerja seperti itu, selain untuk melindungi aset sumber daya manusia (baca: karyawan), Anda berkontribusi dalam mengurangi konsumsi energi, polusi, dan kemacetan.
Di era yang semakin tidak keruan ini, bisnis tidak semata diperuntukkan meraup laba sebanyak-banyaknya, tapi juga harus memperhatikan keberlanjutan, terutama lingkungan beserta makhluk hidup di dalamnya. Masak visi dan pola pikir Anda kalah sama si penjual masker dan petugas stasiun?
Bupati Bandung Dadang Supriatna, mengungkapkan kebahagiaan dan rasa syukur atas pencapaian Pemkab Bandung meraih Opini WTP 8 kali berturut-turut.
Komitmen dan kinerja optimal sudah dilakukan oleh Pemkab Ciamis dalam mengelola keuangan daerah dengan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi.
Seleksi terbuka, merupakan amanah dari Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2014, tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
TIDAK mudah menyelenggarakan pemerintahan daerah (pemda), di tengah pandemi covid-19.
PEMILU 2019 bertepatan dengan 20 tahun demokrasi di Indonesia yang secara prosedural dimulai pada Pemilu 1999.
Untuk menjadi pemenang, Jokowi harus memulai dengan menampilkan wajah kabinetnya yang membawa harapan perubahan secara bersamasama.
Implora Essential Sheet Mask dibanderol dengan harga di bawah Rp5 ribu dan bahan-bahan yang digunakan terbukti berkualitas.
Masalah kulit wajah seperti kulit kusam, pori-pori besar, komedo, dan breakout seringkali mempengaruhi penampilan dan kepercayaan diri seseorang.
Kita bisa membuat sendiri masker untuk merawat kulit wajah. Caranya mudah, cukup sediakan tisu bambu dan manfaatkan produk skincare yang ada di rumah.
Masker tepung beras dan yoghurt viral sejak tahun 2024 karena banyak konten kreator kecantikan yang mencoba tren yang populer di Korea Selatan (Korsel) itu.
Di Indonesia sendiri, covid-19 juga cenderung mengalami kenaikan, namun belum memicu lonjakan pasien di rumah sakit.
Di Malaysia misalnya, monyet terlihat mengunyah tali dari masker lama yang dibuang di perbukitan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved