Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Umur Panjang Pandemi dan Kegelisahan Angkatan Kerja

Yosea Kurnianto, Staf program TELADAN Tanoto Foundation, penerima beasiswa the Chevening Awards di Manchester Business School, MSc HR Management and Industrial Relations
05/1/2022 20:10
Umur Panjang Pandemi dan Kegelisahan Angkatan Kerja
Yosea Kurnianto(Dok pribadi)

HAMPIR lega dengan situasi pandemi covid-19 di Indonesia yang menurun akhir 2021, mendadak muncul kabar bahwa varian baru bernama omikron merajalela. Informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tingkat pengangguran terbuka di Agustus 2021 sebesar 6,49% atau total sekitar 9,1juta, bertambah 356 ribu orang dari Februari 2021. 

Harapannya, di Februari 2022 angka pengangguran terbuka bisa semakin menurun. Namun dengan adanya varian baru covid-19 yang mengancam, hiruk pikuk dunia kerja di sektor padat karya yang sedang menghangat, terancam kembali buram.

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah menunjukkan beberapa usaha yang patut diapresiasi untuk membantu mengatasi kondisi ini. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diluncurkan melalui PP Nomor 23/2020 untuk ‘memperpanjang nafas’ usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) dan perlindungan sosial bagi yang membutuhkan, terdengar menyegarkan. Peluncuran kartu pra-kerja di awal masa pandemi, 11 April 2021, menjadi alternatif bagi mereka yang terdampak pandemi dan memberi rasa nyaman bagi masa tunggu lulusan baru.

Dikutip dari laman KEMENKO PMK pada 12 Nov 2021, pemerintah juga akan mulai terapkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) mulai Februari 2022. JKP ini akan memuat manfaat uang tunai, akses informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja dan telah diatur dalam PP Nomor 37 tahun 2021. Beberapa usaha pemerintah lainnya yang tidak bisa dibahas satu per satu di sini juga patut kita syukuri dan dukung implementasinya. 

Namun demikian, beberapa inisiatif pemerintah ini barangkali belum akan menyentuh semua yang membutuhkan dan memberikan rasa aman bagi angkatan kerja di masa pandemi ini. Diperlukan strategi yang merangkul berbagai pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha/dunia industri bahkan lembaga pendidikan vokasi dan pendidikan tinggi.

Jembatan yang Kuat

Kegelisahan angkatan kerja Indonesia memang bukan cerita baru, tetapi semakin riuh ketika pandemi berkelanjutan. Isu tentang skills gap- bahwa industri sulit mencari tenaga kerja kompeten, tetapi tenaga kerja sulit mencari pekerjaan, sudah ada sejak sebelum pandemi. Pemerintah perlu mendesain sebuah jembatan yang kuat antara dunia pendidikan dan dunia kerja. 

Betul bahwa pendidikan tidak semata untuk mencetak tenaga kerja, tetapi juga menjadi bagian masyarakat seutuhnya. Hanya saja, dalam konteks ini– dan dari pandemi ini kita belajar, jembatan kuat untuk memastikan relevansi kemampuan kerja dengan kebutuhan dunia usaha dunia industri dipercaya akan membantu.  Tanoto Foundation melalui program Transformasi Edukasi untuk Melahirkan Pemimpina Masa Depan (TELADAN) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, khususnya Sub-Pokja Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) memulai inisiatif terkait hal ini. 

Dalam acara Kuliah-Kerja Fest! (25/11/2021), perwakilan pimpinan perguruan tinggi dan perwakilan pimpinan dunia usaha dunia industri berkumpul. Topik utama diskusinya adalah tentang transisi Gen-Z dari dunia pendidikan formal ke dunia kerja. 

Salah satu rekomendasi utama yang muncul adalah dibentuknya jejaring dan pertemuan berkala antara pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan dunia usaha dunia industri. Hal ini dalam rangka untuk memastikan relevansi proses penyiapan angkatan kerja agar transisi dari dunia pendidikan formal ke dunia kerja semakin mulus. 

Kolaborasi lintas kepentingan 

Tidak ada yang tahu sampai kapan pandemi akan berlanjut. Tetapi banyak diperkirakan bahwa umurnya akan cukup panjang. Ketahanan pemerintah Indonesia serta inovasi baru baik secara cepat maupun jangka panjang untuk mengatasi kegelisahan angkatan kerja Indonesia, perlu ditilik ulang. Kali ini, perlu juga menggandeng dunia industri dan pendidikan vokasi serta pendidikan tinggi untuk melihat secara strategis kebutuhan dan pengembangan angkatan kerja Indonesia.

Dari kacamata dunia usaha dunia industri, pemerintah dan berbagai perusahaan dapat mengoptimalkan strategi dukungan pengembangan angkatan kerja untuk mengisi ceruk-ceruk kebutuhan tenaga kerja yang relevan. Misalnya, situs milik bursa efek Jakarta, IDX Channel di awal 2021 mencatat beberapa industri yang tetap langgeng dan kebal dari pandemi. Industri logam dasar, kimia, farmasi, dan obat tradisional, hingga makanan dan minuman mencatatkan ketangguhan yang baik. 

Barangkali ada juga industri lain yang belum tercatat tetapi menyumbangkan rasa aman bagi angkatan kerja Indonesia. Pemetaan ini menjadi penting, karena selanjutnya pemerintah bersama pimpinan industri dapat memetakan pengetahuan serta kemampuan kerja yang diperlukan. Tentunya untuk mendukung pengembangan dan penyiapan angkatan kerja yang diperlukan. 

Dari kacamata pendidikan vokasi dan pendidikan tinggi, bekerja sama dengan dunia industri dan searah dengan kebijakan pemerintah untuk pengembangan dan penyiapan angkatan kerja, dapat dilakukan pelengkapan kemampuan kerja jangka pendek dan jangka panjang untuk lulusannya. Dalam jangka pendek, kemampuan kerja yang terkait dengan industri kebal pandemi dapat dipercepat melalui penyediaan kelas-kelas intensif. 

Untuk jangka panjang, penguatan kemampuan beradaptasi dengan kondisi baru pasca pandemi terus dilatih. Angkatan kerja Indonesia dengan bonus demografi yang banyak, semestinya menjadi potensi besar dan bukan beban pemerintah. Hanya saja, dinamika pandemi yang berkelanjutan memang menjadi tantangan dan memunculkan kegelisahan tersendiri. 

Kolaborasi pemerintah, industri, dan pendidikan vokasi serta pendidikan tinggi di Indonesia secara strategis dalam jangka pendek dan jangka panjang, diharapkan dapat mengurangi kegelisahan ini. 

 

Yosea Kurnianto, Peserta Workshop Public Speaking & Content Writing Tanoto Foundation-Media Indonesia



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya