Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
JUTAAN, atau mungkin ratusan juta, orang saya yakini memilih untuk jeda sejenak pada Rabu, 29 Desember 2021, demi menyaksikan laga Tim Nasional Indonesia menghadapi Thailand dalam final leg pertama Piala AFF 2020.
Dan saat laga berlangsung hingga berakhir, mungkin jutaan atau ratusan juta mulut juga tidak mampu membendung kekecewaan melihat tim Merah Putih gagal menyaingi keperkasaan tim negeri gajah putih. Sayap-sayap Garuda Muda begitu rapuh dikoyak empat gol.
Tak usah kita bicara teknik pertandingan. Secara kasat mata lawan memang luar biasa. Tak nampak arogansi yang muncul seperti ketika diperlihatkan Asnawi Mangkualam mengejek Faris Ramli, pemain Singapura yang gagal mengeksekusi tendangan penalti. Tak terlihat wajah-wajah ceria seusai dibantai Thailand habis-habisan. Sebuah mission impossible bagi Indonesia untuk menang 5-0 pada leg kedua.
Tapi sudahlah, tak perlu mencari-cari kesalahan Timnas. Mereka masih muda dan langkahnya masih sangat panjang untuk membela Indonesia ke berbagai pentas internasional. Tak pantas juga ketika menang dipuja, tapi saat kalah malah dicerca.
Kalau akhirnya Timnas bisa juarapun itu seperti hal yang mengejutkan, Seperti ada blessing in disguise. Karena bisa dihitung dengan jari, sepakbola tampil sebagai jawara. Jadi, mari kita tarik perlahan selimut di peraduan hingga menutup wajah, seraya berdoa kepada Tuhan agar misi supermustahil di leg kedua bisa terwujud. harus menang 5-0.
Harusnya hasil ini menjadi cermin bagi induk organisasi olahraga. Tidak akan ada juara hadir secara instan, Kalaupun ada, itu cuma kebetulan saja. Juara itu harus dicetak. Kalau di sepakbola, tempat mencetaknya ya kompetisi. Lah kalau kompetisi yang ada saja masih seperti sekarang, jangan pernah berharap Timnas bakal trengginas.
Sejatinya bukan cuma juara saja yang harus dicetak, tapi mental sportivitas yang patut diasah setajam mungkin. Jangan lagi ada rasa jemawa dan arogan. Karena, apapun alasannya hal itu tak patut dilakukan pemain berkualifikasi nasional. apalagi kalau sampai memukul wasit seperti yang terjadi di sejumlah laga di dalam negeri.
Bukan cuma sepakbola saja yang harus berbenah, tapi banyak cabang yang sudah diproyeksikan masuk daftar utama desain besar olahraga nasional atau DBON. tentu tidak mudah bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menyusun cetak biru ini. Karena sejak kemerdekaan diproklamasikan Soekarno-Hatta, baru kali ini Indonesia memiliki blue print.
Jangan tanya kenapa baru sekarang dibuat? Kalau mau bertanya, tanyain deh menpora-menpora yang kemarin, kok ogah bikin blue print olahraga nasional. Padahal Indonesia punya ratusan juta penduduk, puluhan juta atlet dari puluhan cabang olahraga, tapi cuma bertumpu pada angkat besi dan bulutangkis sebagai peraih medali di ajang sekelas Olimpiade.
Jangan tanya pula kenapa sepakbola enggak masuk program utama DBON. Nanti kan repot kalau ada yang tanya, emangnya prestasi sepakbola apa sih? Sudah berapa kali juara SEA Games, Asian Games, atau Olimpiade?
Saya jadi ingat masa lalu ketika ada yang begitu gencar membuat satu tim unggulan yang dikirim berlatih ke Italia. Padahal mencetak satu tim nasional tak demikian. Kunci mencetak tim nasional adalah kesinambungan kompetisi. Apapun olahraganya kalau tak ada kompetisi jelas hanya mimpi yang hadir. Jangan heran kalau ada joke di kalangan pewarta olahraga bahwa pengurus PSSI lebih tenar ketimbang atletnya.
Jadi kalau di leg kedua masih dimenangkan Thailand, itu menjadi kemenangan ke-41 mereka selama pertemuan dengan Indonesia di berbagai ajang. Begitu juga bila leg kedua masih jadi milik Thailand, akan menjadi kemenangan ke-11 atas Indonesia di Piala AFF.
Siapa sih yang ingin melihat kekalahan? Saya yakin masyarakat ingin melihat Tim Nasional sukses. Masyarakat juga harus paham, jangan cuma bisa menuntut tapi ogah membantu. Setidaknya, masyarakat membantu dengan jangan rusuh dalam setiap pertandingan.
Kalau masih rusuh karena enggak puas dengan kepemimpinan wasit, kalau masih suka ribut gara-gara tim kesayangan kalah, selama itu juga sepakbola enggak akan pernah maju. Kalau masih seperti itu, jangan heran kalau ada anggapan bahwa sepakbola merupakan cabang paling lengkap di Indonesia.
Bayangkan saja, di sepakbola itu ada aksi karate, kungfu, mix martial art, tinju. sarkasme yang tak nyaman di telinga karena secara faktual seperti ada pembenaran. Bukan hal baru wasit dihajar, bukan rahasia lagi baku hantam di lapangan.
Sehingga, tugas berat ke depan ada di Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau biasa disapa Iwan Bule. Buatlah kompetisi yang elegan agar stok pemain selalu tersedia dan tidak instan
Kasus nebeng jet pribadi ini seharusnya dijadikan pintu masuk bagi KPK untuk mengungkap dugaan-dugaan penyalahgunaan wewenang atau trade of influence lainnya yang mungkin diterima Kaesang
Masalahnya, bukan kali ini saja pejabat di Kementerian Keuangan bergelimang harta yang tak sesuai profil penghasilannya.
Sebetulnya, kami paham bahwa Megawati memiliki maksud yang baik. Jika diperhatikan lebih seksama Megawati juga tidak keberatan dengan adanya pengajian.
Namun untuk saat ini, LaNyalla lebih baik ikut memikirkan dulu dan bertindak negarawan, bagaimana agar perpolitikan nasional saat ini berjalan kondusif
Masyarakat Desa Narukan saat menghadapi pilkades mengaku menemukan pihak tertentu yang ingin menyuap mereka agar mencoblos lawan Gus Umar.
Artinya, Prabowo bisa mencatat sejarah baru bagi Indonesia karena merupakan kali keempat ia menjadi calon presiden.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved