Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SETIAP 22 Desember kita selalu memperingati hari ibu, sebagai bagian dari penghargaan yang diberikan untuk perempuan dengan peranan dan sumbangannya di dalam kehidupan. Sedikit sejarah di balik peringatan ini, merupakan salah satu dari hasil Kongres Perempuan III pada Juli 1938. Penggunaan tanggal 22 Desember disesuaikan dengan saat Kongres Perempuan I. Kongres Perempuan ini membahas tentang pendidikan bagi anak perempuan, perkawinan anak, kawin paksa, permaduan dan perceraian.
Menjadi ibu di saat ini tentulah berbeda dengan di masa lalu. Tantangan yang dihadapi ibu sekarang jauh lebih besar. Karena dunia yang dihadapi dan lingkungan yang dimasukinya sudah jauh berubah. Ibu sekarang lebih memiliki banyak peran; sebagai seorang istri, orang tua tunggal, pekerja dan peran lain yang mengakui keberadaannya sebagai seorang individu. Apa pun peran yang dimilikinya, satu yang pasti, ibu berusaha memberikan yang terbaik.
Ibu, dalam masyarakat kita, memang diminta untuk memberikan yang terbaik pada lingkungan di mana ia berada. Ibu diminta untuk dapat melahirkan anak yang sehat dan kuat, diarahkan menghasilkan anak-anak yang pintar, cerdas dan sukses. Ibu juga kemudian bergerak menjadi penguat ekonomi keluarga, dan bahkan tak sedikit yang menjadi tulang punggung.
Dengan semua peran yang berusaha dijalankan secara baik, ketika sesuatu yang salah terjadi, maka tak pelak lagi, semua tudingan dan tuduhan pun mengarah pada ibu. Betapa berat tanggung jawab menjadi seorang ibu. Sungguh, Superman pun kiranya tak sanggup melakukan tugas ini. Namun, apakah sudah ada yang memperhatikan tentang ibu dan dirinya? Menanyakan tentang apa kebutuhan dan keinginan ibu sebagai seorang individu yang memiliki hak?
Mungkin ibu sendiri baru mendapatkan perhatian dari lingkungannya saat hari ulang tahun kelahirannya, dan peringatan hari ibu ini. Lain hari, jarang terjadi. Tak perlu menyalahkan pihak lain. Namun, ibu sendiri yang perlu membangun kesadaran tentang dirinya. Karena, Kongres Perempuan I yang diselenggarakan 93 tahun lalu, tak lain untuk memperjelas ranah perempuan dalam berbagai peran di lingkungannya. Ibu sebagai seorang individu juga memiliki hak sebagaimana manusia lainnya.
Negara, dalam hal ini, sudah mengupayakan agar hak-hak ibu diakui dan dilindungi. Memang, hak ibu ini dimasukkan ke dalam ranah keluarga dan perempuan. Ini dapat dilihat dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual yang masih terus berlanjut didiskusikan.
Ibu dengan banyak peran yang dimilikinya, dapat belajar memberi ruang pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Ibu dapat meminta bantuan pihak lain pascamelahirkan, ibu boleh mengizinkan dirinya untuk lelah setelah seharian mengurus anak, ibu perlu beristirahat setelah bekerja seharian, ibu bisa memiliki hak berlibur dari tugasnya tanpa merasa bersalah, apalagi berdosa.
Diakui atau tidak, di tengah budaya timur yang memang menekankan pada bakti ibu terhadap keluarga, maka sulit bagi ibu untuk dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dahulu. Terlalu sungkan untuk ibu menyadari bahwa dirinya telah berbuat banyak untuk yang lain. Namun sedikit sekali ia memberi pada dirinya sendiri. Ditambah lagi, ibu yang tak kuat dengan penilaian dan pandangan orang tentang dirinya yang terlalu manja, kurang kuat dan sederet label yang membuatnya berusaha kuat, walau dalam dirinya, mungkin rapuh.
Padahal sudah banyak fakta di lapangan yang menunjukkan, bahwa pascamelahirkan ibu dapat mengalami sindrom baby blues, yang jika tak diketahui dan ditangani dengan baik, dapat mengarah pada postpartum depression. Ibu yang lelah mengurus anak atau letih bekerja tanpa disadari mengalami stres dan kecemasan berlebihan. Sementara, lingkungan di sekitar ibu, sering kali telat melihat kondisi yang dialami ibu.
Ketika ibu sungkan mengungkapkan kebutuhannya, tak bisakah lingkungan di sekitar ibu, memberi dukungan padanya? Para Ibu tentu bahagia ketika mendengar perkataan, "Ibu, terima kasih ya sudah menjaga anak dengan baik." Ibu pun mudah terharu jika kalimat, "Ibu, istirahat saja. Kamu tentu lelah bekerja seharian."
Atau tak perlu perkataan apapun, hanya pelukan hangat sebagai tanda bahwa ibu diakui peran dan keberadaannya. Selamat hari ibu untuk ibu dan perempuan Indonesia. Terima kasih untuk peran besarmu dalam dunia.
Sebelum melakukan makeup, baiknya kalian membersihkan wajah terlebih dahulu. Bersihkan wajah menggunakan oil cleanser atau milk cleanser.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Cara yang pertama, bersihkan terlebih dahulu wajah kalian menggunakan cleaner. gunakanlah foundation agar mekup kalian nanti lebih tahan lama.
. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan emansipasi wanita dalam masyarakat, serta mendukung wanita Indonesia untuk mencintai dan mengaktualisasikan potensi mereka
Gunakanlah lipstik dengan warna yg tidak terlalu menyala. Pakai lipstik jangan terlalu tebal.
Cara membersihkan kulit wajah ini kalian bisa menggunakan toner. Caranya, siram sedikit toner kepada kapas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved