Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Menteri Ekonomi di Tengah Covid-19

Fithra Faisal Hastiadi Dosen FEB Universitas Indonesia, Direktur Eksekutif Next Policy
07/4/2020 07:35
Menteri Ekonomi di Tengah Covid-19
(Dok. Pribadi)

THE Perfect Storm, film buatan Hollywood ini tampak tepat menggambarkan tekanan terhadap perekonomian Indonesia yang seakan menghadapi badai dan ombak bergulung-gulung tak jelas di mana ujungnya.

Dalam kondisi tekanan covid- 19 dan juga ancaman pengurangan aktivitas produksi, kabinet sekuel kedua ini tampak limbung. Tidak ada yang bisa menduga efek covid-19 akan menghujam rata. Namun, ada yang menyeruak di tengah pekat, setidaknya itu yang Next Policy temukan pada beberapa figur menteri ekonomi yang mendapat hati masyarakat.

Temuan ini kami angkat dari analisis sentimen berdasarkan pengumpulan data teks pada Twitter sejak 11 Desember 2019 sampai dengan 2 Maret 2020. Penelitian yang dilakukan menggunakan machine learning dengan memanfaatkan Analisis Media Sosial Nusantara berbasis AI (Amena).

Berdasarkan penelusuran mesin AI kami, ada setidaknya tiga menteri bidang ekonomi yang patut mendapatkan perhatian khusus berdasarkan jumlah twit yang diperolehnya maupun peranan pivotal yang penting untuk dijalaninya pada sisa masa kabinet.

Ketiga menteri tersebut ialah Sri Mulyani (43.908 twit), Erick Thohir (48.861 twit), dan Wishnutama (8.811 twit). Sri Mulyani, bahkan mendapatkan kenaikan jumlah twit yang sangat tinggi (805%) jika dibandingkan dengan posisi awalnya ketika kabinet pertama kali diumumkan.

Kondisi ini berhasil memosisikan dirinya di peringkat 5 besar menteri paling banyak disebut. Temuan ini juga selaras dengan hasil focus group discussion (FGD) yang kami lakukan bersama para milenial.

Dalam FGD ini para milenial mendudukkan Sri Mulyani di jajaran menteri berkinerja paling baik.

 

Paling awal

Hal lain yang kami temukan dan cukup pivotal (sangat penting) adalah ketika Sri Mulyani menjadi menteri yang paling awal bersuara mengenai dampak covid-19, bahkan lebih awal jika dibandingkan dengan Terawan sebagai menteri kesehatan. Sri Mulyani tampak serius melakukan langkah- langkah mitigasi demi menangkis dampak dari covid-19 terhadap perekonomian Indonesia.

Hal ini cukup pivotal mengingat dampak ekonomi dari virus ini memang cukup serius dan menebarkan ketakutan pada pasar. Simulasi kami menunjukkan bahwa pergerakan rupiah dan IHSG lebih banyak dipicu faktor virus covid-19 ketimbang faktor fundamental. Mengingat puncak dari virus korona berdasarkan proyeksi kami akan mencapai puncaknya di antara tanggal 6 hingga 12 Mei mendatang, kemungkinan besar peran dari Sri Mulyani akan semakin sentral.

Menteri berikutnya adalah Erick Thohir. Nama ini cukup konsisten berada di papan atas menteri yang paling banyak disebut, juga mendapatkan porsi kenaikan cukup tinggi (421%) jika dibandingkan dengan posisinya dulu di awal penyusunan kabinet.

Serupa dengan Sri Mulyani, banyak milenial menempatkan posisi Erick Thohir sebagai panutan. Bahkan, dalam beberapa isu tertentu, nama Sri Mulyani dan Erick Thohir sering bergandengan disebut. Membongkar, mereformasi, bekerja keras, dan bersihbersih adalah beberapa kata kunci utama yang membangun persepsi positif Erick Thohir di kalangan warganet.

Hasil dari pencarian mesin AI ini tampaknya juga cukup sejalan dengan hasil FGD dengan milenial yang menjadikan terobosan dan bersihbersih BUMN sebagai atribut utama dari Menteri BUMN ini. FGD milenial juga menjadikan Erick Thohir sebagai menteri berkinerja paling baik.

Hanya saja, Erick masih punya pekerjaan rumah yang cukup berat, mengingat kasus Garuda Indonesia dan juga Jiwasraya mendominasi percakapan negatif warganet.

Erick Thohir masih punya peluang untuk mendongkrak popularitasnya dengan segala akumulasi kepercayaan publik terhadapnya. *Salah satu yang juga cukup fundamental adalah bagaimana ke depan kita melihat peranan BUMN untuk tetap menjadi leader terhadap terjangan eksternal, termasuk covid-19, serta peranan taktis BUMN untuk dapat menjadi penunjang aktif pemerintah di masa-masa genting ini.

Satu lagi adalah Wishnutama. Menteri ini sebenarnya memiliki posisi yang cukup signifikan pada awal penyebut an namanya di kabinet. Tak kurang dari 11.160 warganet yang mentwit namanya di awal pengumuman kabinet, menyejajarkan dirinya dengan Erick Thohir dan Nadiem Makarim sebagai menteri paling digemari milenial.

Namun, hasil dari mesin AI kami dari Desember hingga awal Maret 2020 menunjukkan Wishnutama seperti kehilangan momentum. Twitnya menurun hingga 21% dan menjadikan menteri pariwisata ini harus terlempar dari posisi papan atas menuju papan tengah.

Temuan ini pun sejalan dengan hasil FGD para milenial yang bahkan tidak menyebutkan nama Wishnutama pada jajaran menteri berkinerja paling baik. Meski namanya juga tidak muncul pada menteri berkinerja paling buruk, Wishnutama memang tidak beruntung mengingat pada periodenya, harga tiket sempat naik lebih dari 100%, yang menjadikan target wisatawan di bawah ekspektasinya.

Isu tiket mahal ini juga menjadi salah satu poin vokal sentimen negatif warganet terhadap kinerja menteri pariwisata, meskipun itu bukan merupakan tanggung jawab dari kementerian yang di pimpinnya. *Badai pasti berakhir Penambahan wakil menteri (wamen) juga tampaknya tidak terlalu membantu mengingat keberadaan wamennya juga seperti ada dan tiada.

Angela Hary Tanoesoedibjo tidak pernah sekalipun disebut warganet (0 twit). Berbeda dengan Wamenkeu Suahasil Nazara (285 twit), dan Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo (653 twit), serta Budi Gunadi Sadikin (130 twit).

Akan tetapi, Wishnutama punya peluang untuk pivot mengingat jumlah twit positif yang diterimanya (3.663) jauh melampaui twit negatif (1.524), dan bahkan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan twit yang netral (3.624). Dengan demikian, menteri pariwisata masih memiliki peluang untuk menjadi salah satu menteri andalan untuk perekonomian Indonesia jika melihat dari harapan warganet yang tinggi, serta peluang sektor pariwisata yang masih terbuka lebar.

Sebagaimana badai, pasti ada akhir. Menarik untuk dilihat apakah menteri-menteri ekonomi lain akan mampu melakukan pivot dan memanfaatkan momentum. Jika boleh meramal berdasarkan pencapaian kenaikan jumlah twit, Luhut Binsar Pandjaitan (1582%), Suharso Monoarfa (209%), Basuki Hadimuljono (186%), dan Agus Suparmanto (185%) adalah beberapa menteri ekonomi yang bisa saja menjadi tambahan pengungkit perekonomian Indonesia, sebagaimana juga diharapkan warganet.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya