Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tetap Melekat walau Tersingkir

Irvan Sihombing, Wartawan Media Indonesia
27/6/2018 08:53
Tetap Melekat walau Tersingkir
Irvan Sihombing(Dok.MI)

SATU per satu tim telah memastikan diri lolos dari babak 32 besar Piala Dunia 2018. Beberapa di antaranya ialah tuan rumah Rusia, Uruguay, Prancis, dan Kroasia. Lampu stadion akan menyala terang sampai akhirnya muncul dua tim yang memastikan tiket ke babak final.

Di sisi lain, tim-tim yang angkat koper lebih awal juga sudah bermunculan. Kiprah mereka terhenti dan impian mengangkat trofi harus dikubur dalam-dalam.

Meski demikian, ada beberapa negara yang layak diapresiasi karena sudah menampilkan permainan menghibur.

Salah satunya Peru yang berkiprah di Grup C. La Blanquirroja tampil manis lantaran mampu merepotkan juara dunia 1998 Prancis di Ekaterinburg Arena, Kamis (21/6) lalu. Superioritas Les Bleus tidak menjadikan anak-anak asuhan Richardo Gareca mati kutu.

Peru bahkan tampil gagah perwira dan mampu meladeni permainan Prancis yang bermaterikan pemain papan atas dunia seperti Paul Pogba, Blaise Matuidi, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe, dan Olivier Giroud.

Hasil akhir memang menunjukkan Prancis menang 1-0. Akan tetapi, harus diakui betapa Prancis benar-benar kewalahan menembus rapatnya pertahanan Peru. Bahkan, Giroud dan kawan-kawan sempat mengalami tekanan yang cukup lama dari permainan agresif Peru pada babak kedua.

Prancis hanya mampu melepaskan satu tembakan ke gawang Pedro Gallese. Sebaliknya, Peru memiliki enam tembakan. Satu di antaranya mengarah tepat sasaran ke gawang yang dikawal kiper Prancis Hugo Lloris yang juga kapten Tottenham Hotspur. 

Nilai positif lain yang bisa dipetik dari Peru ialah sikap sportif dari pemain muda Edison Flores. Ia tidak meledak ketika wasit asal Uni Emirat Arab Mohamed Abdulla Hassan menjatuhkan kartu kuning pada menit ke-80.

Peristiwa bermula ketika terjadi pelanggaran terhadap gelandang Prancis Nabil Fekir. Tangan pemain Peru Pedro Aquino mengenai leher Fekir yang sedang menguasai bola. Fekir pun tersungkur di lapang­an sambil memegang wajah dan mengerang kesakitan.

Anehnya, wasit Mohamed Abdulla Hassan justru menghampiri Flores dan memberikannya kartu kuning. Padahal, posisi Flores jauh dari Fekir saat pelanggaran itu terjadi. Flores bingung, tapi ia tetap hormat karena wasit memang ‘wakil Tuhan’ di lapangan hijau.

Permainan ciamik Peru sebenarnya sudah diperagakan pada laga perdana melawan Denmark di Mordovia Arena, Saransk, Sabtu (16/6) silam.

Peru menghasilkan enam tembakan yang tepat sasaran dari 14 percobaan.

Sebaliknya Denmark hanya melahirkan empat tembakan on target dari delapan kali percobaan.

Tim ‘Dinamit’ memang membawa pulang kemenangan berkat striker Yussuf Poulsen yang menjaringkan gol pada menit ke-59. Namun, kedudukan bisa saja berakhir imbang bila Christian Cueva tidak menyia-nyiakan peluang emas dengan mengonversi tendangan penalti di babak pertama menjadi gol.

Satu lagi tim yang pantas mendapat apresiasi ialah Maroko. Lions de l’Atlas membetot perhatian ketika melawan Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan pada pertandingan di Stadion Luzhniki, Rabu (20/6). Meski ditekuk 0-1, Maroko mengajarkan betul kalah terhormat.

Serangan Maroko yang begitu bertubi-tubi membuat tim Seleccao das Quinas jatuh bangun. Mungkin faktor Ronaldo-lah yang menjadi pembeda karena lini tengah Portugal harus diakui tidak tampil segemilang Maroko.

Maroko pun menjadi tim pertama yang dipastikan tersingkir dari Rusia.

Apa pun hasilnya itu, Piala Dunia 2018 menjadi lebih berwarna. Terima kasih Maroko, terima kasih Peru. Semoga empat tahun mendatang bisa tampil di Qatar dan tentu saja menorehkan hasil yang lebih gemilang ketimbang di Rusia. (*)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya