Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Triple Crown, Gelar di Pacuan Kuda yang Sangat Bergengsi

Budi Ernanto
10/7/2025 17:24
Triple Crown, Gelar di Pacuan Kuda yang Sangat Bergengsi
Ilustrasi.(DOK SARGA)

DALAM dunia pacuan kuda, istilah triple crown merujuk pada tiga ajang balap utama dalam satu musim yang wajib dimenangkan oleh seekor kuda pacu berusia tiga tahun.

Karena hanya bisa diikuti pada usia tersebut, seekor kuda hanya memiliki satu kesempatan seumur hidup untuk merebut gelar triple crown.

Di Indonesia, tantangan meraih triple crown cukup berat karena kuda harus bersaing dalam lintasan berjarak jauh dengan tingkat kompetisi yang tinggi.

"Dari situ kita lihat, begitu sulit meraih triple crown Indonesia. Realistis saja karena kuda-kuda di sini belum kuat," kata Ketua Komisi Pacu PP Pordasi, Munawir, dalam keterangan resminya pada Kamis.

Munawir menegaskan bahwa kuda yang berpeluang meraih triple crown harus memiliki stamina luar biasa untuk bisa tampil stabil dalam tiga lomba.

Tak hanya itu, strategi pelatih, kesiapan dalam menghadapi cuaca, risiko cedera, serta kondisi psikologis kuda juga sangat menentukan keberhasilan.

Ia menambahkan bahwa sistem triple crown di Indonesia memang dirancang sesuai kemampuan fisik dan karakteristik kuda lokal. Oleh karena itu, jarak Derbi di sini tidak sepanjang 2.400 meter seperti di negara lain agar tidak membahayakan kondisi kuda.

Sejarah mencatat, baru dua kuda yang mampu meraih triple crown di Indonesia, yakni Manik Trisula pada 2002 dan Djohar Manik di tahun 2014. Setelah itu, gelar prestisius ini belum kembali terulang selama lebih dari satu dekade.

Dalam dua puluh tahun terakhir, tercatat tujuh kuda hampir meraih gelar tersebut namun gagal tampil sempurna di tiga seri.

Empat di antaranya tumbang di laga pamungkas, yaitu King Master (2006), King Runny Star (2015), Nara Asmara (2016), dan Queen Thalassa (2019).

Sementara Pesona Nagari (2008) dan Bintang Maja (2023) gagal di seri pembuka meski memenangkan dua seri terakhir. Adapun Lady Aria (2018) memenangi seri pertama dan Derbi, namun finis kedua di seri kedua.

Tahun ini, harapan baru muncul lewat King Argentine, yang telah memenangi dua seri awal dalam ajang IHR–Triple Crown Serie 1 dan Serie 2.

Apabila King Argentine mampu meraih kemenangan di ajang puncak IHR–Indonesia Derby pada 27 Juli, ia akan mencetak sejarah sebagai kuda ketiga yang menyandang gelar triple crown di Tanah Air. (Ant/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya