Andrey Rublev: Antara Kemenangan atau Kalah Secara Dewasa

Thalatie K Yani
05/7/2025 06:47
Andrey Rublev: Antara Kemenangan atau Kalah Secara Dewasa
Petenis Rusia Andrey Rublev memilih dua jalan di Wimbledon 2024: menang atau kalah dengan cara dewasa.(Media Sosial X)

BAGI petenis peringkat 14 dunia Andrey Rublev, kesuksesan di Wimbledon tahun ini hanya punya dua wajah: menang atau kalah dengan cara yang dewasa.

Kalimat itu mungkin terdengar sederhana, namun cukup bermakna bagi Rublev. Rublev terkenal sebagai sosok dengan ledakan emosi di lapangan ketimbang prestasi gemilangnya.

Namun kini, petenis asal Rusia berusia 27 tahun itu sedang berjuang untuk mengendalikan dirinya. Ia bahkan menggandeng mantan juara Grand Slam dua kali, Marat Safin — yang juga dikenal dengan temperamennya di masa lalu — untuk membantu membangun ketahanan mental.

"Marat sangat membantu saya. Dia memberi nasihat, tapi bukan dengan cara lembut. Dia sangat tegas—selalu menyampaikan kenyataan yang keras," ujar Rublev.

Rublev akan menjalani ujian berat di babak keempat Wimbledon dengan menghadapi sang juara bertahan, Carlos Alcaraz. Ini menjadi momen penentuan, apalagi Rublev tercatat telah 10 kali tersingkir di babak perempat final turnamen Grand Slam dan belum pernah melangkah lebih jauh.

Didiskualifikasi

Tahun lalu di Wimbledon justru menjadi titik terendah. Ia tersingkir di babak pertama dan terekam memukulkan raketnya ke kakinya sendiri berulang kali karena frustrasi.

Ia sempat didiskualifikasi di semifinal Dubai Tennis Championships karena berteriak ke arah hakim garis. Di Paris Masters, ia bahkan sampai berdarah karena membanting raket ke lututnya sendiri.

Namun sejak momen gelap di SW19 tahun lalu, Rublev mulai membuka diri soal kondisi mentalnya.

"Masalahnya bukan sekadar kalah atau menang. Saya sedang berusaha menghadapi diri saya sendiri. Kenapa saya merasa seperti ini, kenapa saya bereaksi seperti itu," kata Rublev.

Langkah besar lainnya yang diambil Rublev adalah rutin berkonsultasi dengan psikolog dan mulai bersikap lebih baik pada dirinya sendiri.

Pribadi Ramah

Di luar lapangan, Rublev dikenal sebagai pribadi yang ramah dan memiliki kepedulian sosial. Ia menentang perang di Ukraina secara terbuka, serta mendirikan merek pakaian yang keuntungannya disumbangkan untuk anak-anak penderita penyakit kritis.

Meskipun belum memenangkan satu pun gelar musim ini, Rublev menunjukkan kemajuan di ajang Doha Open. Ia berhasil meraih tiga kemenangan berturut-turut dalam laga tiga set, dua di antaranya lewat tie-break dramatis — semua itu tanpa kehilangan kendali emosi.

"Saya tahu semuanya saling terhubung. Kalau kamu punya masalah dengan diri sendiri, itu akan memengaruhi segalanya — hubungan keluarga, pekerjaan, semua," ujarnya.

"Tapi kalau kamu sudah berdamai dengan diri sendiri, sisanya akan lebih mudah."

Kini, Rublev menyadari bahwa kemenangan bukan satu-satunya tolok ukur keberhasilan. "Ada dua pilihan," tuturnya. "Menang dan melaju lebih jauh, atau jika kalah — ya, kalah dengan cara yang matang. Itu juga bentuk kesuksesan." (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya