Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
HARI Olahraga Nasional, yang diperingati setiap 9 September, menghormati sejarah panjang serta kontribusi besar olahraga terhadap kesehatan masyarakat dan persatuan bangsa Indonesia.
Ditetapkan pada 1983, tahun ini, Haornas telah mencapai perayaan yang ke-41. Perayaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya aktivitas fisik dan mendorong masyarakat dari berbagai latar belakang untuk aktif dalam berbagai jenis olahraga.
Selain itu, peringatan ini juga bertujuan memperkuat semangat sportivitas di tanah air. Olahraga tidak hanya memberikan manfaat untuk kesehatan fisik tetapi juga untuk kesehatan mental. Jika dilakukan seecara rutin dan teratur, olahraga akan menjadi bagian penting untuk kesejahteraan hidup.
Baca juga : Hari Olahraga Nasional Ke- 41, Ini Tema dan Alasannya
Hari Olahraga Nasional memiliki sejarah yang panjang, yang dimulai sejak 1948, ketika Indonesia berencana mengikuti Olimpiade pertamanya di London, Inggris. Namun, karena Indonesia belum diakui secara internasional, atlet Indonesia ditolak secara administratif.
Walaupun ditawari untuk menggunakan paspor Belanda, Indonesia menolak tawaran tersebut dan tetap ingin bertanding atas nama bangsa sendiri.
Sebagai respons, ketua Komite Olimpiade Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, bersama dengan Persatuan Olahraga Republik Indonesia (sekarang dikenal sebagai Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI), menginisiasi Pekan Olahraga Nasional (PON) pada 9 September 1948 di Solo, Jawa Tengah.
Baca juga : Merayakan Hari Olahraga Nasional dengan Aktivitas yang Menyehatkan
Inisiatif ini melahirkan kegiatan kompetisi olahraga serupa di dalam negeri yang dirancang oleh Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) dan dinamakan Pekan Olahraga Nasional (PON).
PON diadakan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia juga mampu menyelenggarakan acara olahraga tingkat nasional.
Di samping itu, para atlet Indonesia menyambut baik acara ini, dengan 600 atlet dari seluruh Indonesia berpartisipasi. Pembukaan PON pertama pada 9 September 1948 ini menampilkan 9 cabang olahraga dan 108 medali yang diperebutkan.
Kemudian, pada 9 September 1983, Presiden Soeharto menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Olahraga Nasional (Haornas) saat meresmikan pemugaran Stadion Sriwedari di Surakarta.
Keputusan ini, yang tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 tahun 1985, mencerminkan komitmen untuk memasyarakatkan olahraga, mengolahragakan masyarakat, serta mengembangkan pembinaan olahraga nasional. Kini, PON telah menjadi salah satu event olahraga terbesar di Indonesia. (Z-1)
Selain memperingatinya dengan berbagai kegiatan olahraga, mari kita tunjukkan dukungan melalui ucapan inspiratif dan penggunaan twibbon khusus untuk Hari Olahraga Nasional.
Merayakan Hari Olahraga Nasional tidak hanya terbatas pada mengikuti acara resmi atau kompetisi, tetapi juga dapat dilakukan dengan berbagai cara sederhana.
Tema yang diusung di Hari Olahraga Nasional tahun ini adalah Ayo Berolahraga: Bersatu Kita Juara.
Ajang dalam rangka memeriahkan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ini bakal diikuti oleh sembilan pembalap digital terbaik hasil kualifikasi di beberapa event sebelumnya.
Roundnet adalah olahraga yang menggabungkan unsur-unsur dari beberapa jenis olahraga, seperti voli, tenis meja, badminton, dan tenis.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved