Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
ATLET panjat tebing Indonesia Veddriq Leonardo mengaku membuat kesalahan dan akan mengevaluasi performanya setelah kehilangan peluang merebut medali emas Asian Games Hangzhou.
Atlet asal Pontianak, Kalimantan Barat itu menjadi penantang utama cabang panjat tebing nomor speed putra karena dia satu-satunya yang catatannya mampu menembus limit di bawah lima detik sejak babak kualifikasi hingga putaran final di Shaoxing Keqiao Yangshan Sport Climbing Centre, Selasa (3/10).
Namun, perjalanan sang atlet ternyata tidak mulus di Hangzhou dan harus puas membawa pulang medali perunggu untuk Indonesia.
Baca juga: Gregoria dan Putri KW Maju ke 16 Besar Tunggal Putri Asian Games 2022
"Sebenarnya kesalahannya dari diri sendiri. Beberapa kali saya melakukan pemanjatan," kata Veddriq usai lomba.
Pria berusia 26 tahun itu ingin memanjat sekuat tenaga, meski paham dengan risiko terpeleset, melihat catatan waktu lawan-lawannya yang cukup ketat.
Dan benar saja. Veddriq hampir saja gugur lebih dini setelah kehilangan pijakan dan terpeleset selepas start heat pertama babak 16 besar melawan Aman Verman.
Baca juga: The Babies Bersyukur Melaju ke Babak 16 Besar Asian Games
Namun, atlet peringkat dua dunia itu menunjukkan kualitasnya, bangkit dan menyalip atlet muda India yang telah unggul setengah jalan itu hingga menyentuh finis lebih dulu dengan catatan 7,452 detik.
Verman kurang mulus mengeksekusi pijakan terakhir sebelum menyentuh finis dengan 7,620 detik.
Di perempat final, Veddriq tampil lebih fokus menyelesaikan tebing 15 meter itu dengan catatan 5,110 detik saat lawannya asal Kazahkstan Amir Maimuratov menyerah di tengah jalan karena kehilangan pijakan.
Akan tetapi, di semifinal, Veddriq tidak mendapat cengkeraman yang baik saat start di jalur A dan menyaksikan wakil Iran Ali Pour Shenazandi Fard Reza yang melesat menyentuh finis setengah detik lebih cepat (5,165 detik) dari 5,619 detik yang ia torehkan.
"Menurut saya, penampilan saya kurang memuaskan," kata pemegang delapan medali emas Kejuaraan Dunia itu.
Namun, ia tidak ingin pula bermain aman, meski tidak menyukai istilah tersebut.
"Karena di sini semua pemanjat top, seperti yang kita lihat di kualifikasi catatan mereka di bawah 5,2 detik. Tidak mungkin kita
kontrol dan kita tidak tahu kapan orang bisa tiba-tiba melejit, jadi saya mencoba memanjat yang terbaik saja," kata dia.
"Sebenarnya sama saja saya waktu pemanjatan cuman karena mungkin saya terlalu eksplosif hingga akhirnya terpeleset," lanjutnya.
Di perebutan tempat ketiga, Veddriq, yang pemegang rekor dunia, mencatatkan 4,955 detik demi mengalahkan wakil Tiongkok Wu Peng (5,119 detik).
Catatan Veddriq tersebut sekaligus mempertajam rekor Asian Games yang ia torehkan pada babak kualifikasi, Selasa (3/10) pagi.
Sementara itu, Fard Reza mendapat keberuntungan di final melawan Long Jinbao saat wakil Tiongkok itu terjatuh dan harus menyaksikan medali emas jatuh ke tangan Iran.
Wakil lainnya dari Indonesia, Kiromal Katibin gugur lebih dini setelah terpeleset pada babak perempat final dan tidak mampu mengejar unggulan tuan rumah Long Jinbao yang dengan impresif hampir menembus limit lima detik, meskipun belum mampu menyamai catatan terbaik Veddriq di Hangzhou. (Ant/Z-1)
World Tour Finals adalah ajang terakhir tahun ini. Target yang dicanangkan PBSI tidak tercapai karena hanya mampu mencapai babak semifinal.
Tim paraatletik Indonesia menincar empat mendali emas di ajang Asian Para Games (AiPG) Hangzhou, China 2023
Amellya Nur Sifa adalah atlet peraih medali emas cabang olahraga BMX Racing pada ajang Asian Games 2022 di Hangzhou, Tiongkok.
Dalam dua tahun belakangan ini, arah olahraga prestasi di Indonesia dipandang sudah tepat.
Indonesia tercatat sudah 19 kali berpartisipasi di Asian Games sejak 1951.
Tim Indonesia menutup Asian Games 2022 Hangzhou dengan raihan 7 emas, 11 perak, dan 18 perunggu. Dengan hasil tersebut, Merah Putih menduduki peringkat 13 klasemen akhir.
"Harus kita akui meleset walaupun sangat sedikit, satu medali lagi dan satu peringkat lagi. Kita ada di peringkat 13 dan tujuh medali emas," kata Menpora.
Dua medali perak itu diraih tim perahu naga di nomor 500 meter putra dan putri. Kedua tim Indonesia itu kalah dari tim ruan rumah Tiongkok.
Fajar/Rian harus mengakui keunggulan ganda putra peraih medali emas Olimpiade 2020 Tokyo itu melalui dua gim langsung 19-21 dan 18-21.
Kekalahan Rinov/Tari dari pasangan Jepang Yuta Watanabe/Arisa Higashino dengan skor 17-21 dan 15-21 itu diakui akibat banyak melakukan kesalahan saat poin-poin krusial.
Di pertandingan yang berlangsung di Binjiang Gymnasium, Rabu (4/10), Fajar/Rian menundukkan pasangan asal Thailand itu dengan dua gim langsung 21-15 dan 21-15.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved