Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MARIA Natalia Londa harus menelan pil pahit di laga final lompat jauh Asian Games Hangzhou yang kontroversial dan mengecewakan pada Senin (2/10) malam.
Atlet berusia 32 tahun itu tidak mampu mengeluarkan performa terbaiknya menyusul sejumlah diskualifikasi dan keputusan juri yang memicu perdebatan di Hangzhou Olympic Sports Centre Stadium.
Berupaya memperbaiki upaya pertamanya sejauh 5,98 meter, Maria mendapati lompatan keduanya didiskualifikasi, kemudian ia mengajukan protes untuk lompatan ketiganya yang juga dianggap tidak sah karena posisi kakinya saat menumpu menjadi perhatian juri.
Baca juga: Tim Estafet 4x100 Meter Putra Indonesia Melaju ke Final Asian Games
Lompatan ketiga itu sangat menentukan bagi Maria karena hanya delapan besar dari 15 kontestan yang berlaga di final malam itu berhak mendapatkan tiga lompatan berikutnya untuk pertarungan medali.
Maria sendiri yakin upaya ketiganya merupakan lompatan terbaiknya malam itu dan berpeluang ke fase terakhir final meskipun ia realistis menghadapi lawan-lawan yang tangguh.
"Asian Games kali ini, kalau boleh saya bilang mengecewakan. Semua sudah terjadi, saya sudah berproses," kata Maria seusai perlombaan.
Baca juga: Zohri Sebut Lolos ke Semifinal karena Fokus Berlari Tanpa Cemaskan Saingan
"Ada sedikit gangguan di posisi lompatan ketiga. Lompatan saya dianulir fault padahal posisi kaki masih di papan tumpu, hanya pada saat melayang itu dianulir dianggap lewat, padahal posisi awalan saya menumpu tidak di sana, tidak kena sama sekali," lanjutnya.
Setelah berdebat cukup lama dengan panel juri, Maria diberi tiga lompatan terakhir untuk ikut fase terakhir final untuk perebutan medali.
Akan tetapi, keputusan juri di awal sudah kadung mengganggu ritme Maria dan lompatan berikutnya.
Meskipun Maria mampu mencatatkan lompatan terbaik 6,25 meter pada percobaan kelimanya. Namun, setelah peninjauan kembali, lompatan terbaiknya juga tiga lompatan terakhir pemegang enam medali emas SEA Games dari lompat jauh dan lompat jangkit itu tidak masuk hitungan dalam hasil resmi lomba yang dikeluarkan panitia.
Pada akhirnya, Maria finis di peringkat ke-10 dengan hanya catatan 5,98 meter yang dianggap sah oleh dewan juri.
Di tengah keputusan kontroversial itu, medali emas dibawa pulang wakil tuan rumah Xiong Shiqi dengan lompatan 6,73 meter. Ancy Sojan Edappilly merebut perak dengan 6,63 meter untuk India sedangkan Yue Nga Yan berhak atas medali perunggu untuk Hong Kong dengan catatan 6,50 meter.
"Saya pribadi di sini bukan hanya tentang mengikuti lomba, tapi kami ingin meraih prestasi terbaik," kata Maria yang pernah merasakan podium teratas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
"Kalau saya diberi kesempatan tiga kali dan lompatan ketiga dianulir atau tidak diakui, itu rugi buat saya."
"Walaupun memang prestasinya bukan (peringkat) satu, dua, tiga, tapi hal itu berpengaruh secara psikis dan evaluasi dari pelatih akan berbeda."
"Tapi apapun sudah selesai, terima kasih dukungannya. Mohon maaf belum bisa memberikan yang terbaik dan medali tambahan untuk Indonesia," pungkasnya. (Ant/Z-1)
World Tour Finals adalah ajang terakhir tahun ini. Target yang dicanangkan PBSI tidak tercapai karena hanya mampu mencapai babak semifinal.
Tim paraatletik Indonesia menincar empat mendali emas di ajang Asian Para Games (AiPG) Hangzhou, China 2023
Amellya Nur Sifa adalah atlet peraih medali emas cabang olahraga BMX Racing pada ajang Asian Games 2022 di Hangzhou, Tiongkok.
Dalam dua tahun belakangan ini, arah olahraga prestasi di Indonesia dipandang sudah tepat.
Indonesia tercatat sudah 19 kali berpartisipasi di Asian Games sejak 1951.
Tim Indonesia menutup Asian Games 2022 Hangzhou dengan raihan 7 emas, 11 perak, dan 18 perunggu. Dengan hasil tersebut, Merah Putih menduduki peringkat 13 klasemen akhir.
"Harus kita akui meleset walaupun sangat sedikit, satu medali lagi dan satu peringkat lagi. Kita ada di peringkat 13 dan tujuh medali emas," kata Menpora.
Dua medali perak itu diraih tim perahu naga di nomor 500 meter putra dan putri. Kedua tim Indonesia itu kalah dari tim ruan rumah Tiongkok.
Fajar/Rian harus mengakui keunggulan ganda putra peraih medali emas Olimpiade 2020 Tokyo itu melalui dua gim langsung 19-21 dan 18-21.
Kekalahan Rinov/Tari dari pasangan Jepang Yuta Watanabe/Arisa Higashino dengan skor 17-21 dan 15-21 itu diakui akibat banyak melakukan kesalahan saat poin-poin krusial.
Di pertandingan yang berlangsung di Binjiang Gymnasium, Rabu (4/10), Fajar/Rian menundukkan pasangan asal Thailand itu dengan dua gim langsung 21-15 dan 21-15.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved