Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) terus berupaya mempercepat pencabutan sanksi Badan Anti-Doping Dunia (WADA) terhadap Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI).
Presiden NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA, aktif menjemput bola agar Merah Putih bisa segera berkibar di ajang internasional.
Okto, sapaan karib Raja Sapta, menemui Direktur Umum Regional Anti-Doping ASEAN (SEARADO) Gobinathan Nair di Singapura, Rabu (22/12). Dalam kesempatan itu, Okto menyampaikan progres Indonesia. Termasuk menyampaikan hasil pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal WADA Olivier Niggli dan Direktur Regional Anti-Doping Eropa dan Relasi Federasi Internasional Sébastien Gillot di Lausanne, Swiss, awal Desember lalu.
“Ini merupakan kelanjutan dari kerja kami. NOC Indonesia merupakan patner SEARADO, dan saya serta Sekjen (Ferry Kono) adalah bagian dari Gugus Tugas yang wajib memberikan dukungan maksimal kepada LADI untuk menyelesaikan tugas dan memastikan LADI menjadi lembaga independen sehingga tugas Gugus Tugas bisa terwujud. Kami tidak akan libur sampai Merah Putih berkibar,” kata Okto dalam keterangan resmi, Kamis (23/12) malam.
Okto mengatakan, respons Gobi sangat positif. Terlebih, Sekjen WADA Olivier Niggli mengapresiasi gerak cepat NOC Indonesia yang mendorong LADI untuk menyelesaikan segala pending matters dalam waktu cepat, sehingga mereka berjanji untuk meninjau ulang sanksi yang diberikan.
“Tentu masih ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan LADI. Tapi, dengan progres saat ini kami sangat optimistis triwulan awal sanksi WADA untuk LADI bisa ditangguhkan. Kami tengah berusaha memperjuangkannya, apalagi agenda olahraga 2022 sangat padat,” sebur Okto.
Indonesia akan menghadapi kalender olahraga 2022 yang padat, yakni multi event SEA Games (12-23 Mei), Islamic Solidarity Games (9-18 Agustus), Asian Games (10-25 September), dan Asian Youth Games (20-28 Desember).
Itu belum termasuk single event, yakni FIBA Asia Cup 2022 (12-24 Juli), IFSC Climbing World Cup (24-26 September), IESF 14th Esports World Championships 2022 (20-27 November) serta rangkaian turnamen BWF tour.
“Presiden NPC Indonesia (Senny Marbun) juga sudah menelepon saya. Beliau meminta langsung agar sanksi LADI bisa segera ditangguhkan, sehingga Indonesia bisa menyelenggarakan ASEAN Para Games. Seperti yang kita tahu, Filipina tidak menggelar ASEAN Para Games pada 2019, dan Vietnam juga mundur sehingga kasian atlet-atlet disabilitas kita jika tidak ada event dua penyelenggaraan beruntun,” tutup Okto. (NOC Indonesia/OL-12)
Jannik Sinner menang 6-3, 6-4 atas Mariano Navone di Italian Open, menandai comeback emosional usai skorsing doping tiga bulan.
WADA memperingatkan OCA atas pengibaran bendera Korea Utara di Asian Games dan akan melakukan tindakan sangat serius.
Indonesia Anti-Doping Organization (IADO). Lembaga independen yang bertanggung jawab terhadap anti-doping di Indonesia ini diminta serius menaati kode Badan Anti-Doping Dunia (WADA).
Okto mengatakan sebagai negara tropis yang memiliki 17 ribu pulau, Indonesia memiliki kesempatan besar menghelat AWBG 2023.
Indonesia sudah bebas dari sanksi WADA, dan Indonesia sudah dapat mengibarkan bendera Merah Putih dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya di seremonial kemenangan,
pencabutan sanksi tersebut sangat melegakan, khususnya bagi para atlet nasional yang sedang mempersiapkan diri bertanding pada sejumlah ajang internasional yang akan datang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved