Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BADAN Anti-Doping Dunia (WADA) memperingatkan Dewan Olimpiade Asia (OCA), Jumat, atas pengibaran bendera Korea Utara yang berulang kali di Asian Games. WADA akan melakukan tindakan yang sangat serius.
Pada 2021, WADA menyatakan badan anti-doping nasional Korea Utara tidak patuh dan memberlakukan sanksi yang masih berlaku hingga saat ini. Sanksi tersebut termasuk larangan mengibarkan bendera nasionalnya di acara olahraga regional, kontinental, atau dunia, kecuali Olimpiade dan Paralimpiade.
Meskipun demikian, Korea Utara membawa bendera tersebut dalam upacara pembukaan Asian Games dan bendera tersebut secara rutin dikibarkan di Hangzhou ketika atlet-atlet mereka memenangkan medali.
Kepala OCA, Raja Randhir Singh, pekan lalu membela keputusan untuk mengibarkan bendera Korea Utara, mengatakan badan pengatur olahraga di Asia telah menulis kepada WADA menjelaskan posisi mereka. Dalam pernyataan kepada AFP, WADA mengatakan OCA telah melanggar kewajiban sebagai penandatangan kode anti-dopingnya.
"WADA menganggap masalah ini sangat serius dan telah menulis kepada OCA beberapa kali sebelum dan setelah upacara pembukaan Asian Games, menjelaskan dengan jelas kemungkinan konsekuensi yang bisa timbul bagi OCA jika masalah ini diabaikan," kata pernyataan tersebut.
"WADA kecewa bahwa OCA hingga saat ini belum mengambil langkah-langkah untuk mematuhi persyaratan ketidakpatuhan Korea Utara," tambahnya, menggunakan akronim untuk Korea Utara.
"WADA akan mengikuti proses yang sesuai untuk memastikan konsekuensi yang tepat diberlakukan atas penolakan OCA untuk memenuhi kewajiban sebagai penandatangan."
Ada sejumlah hukuman yang bisa diberlakukan WADA kepada OCA yang berbasis di Kuwait. Termasuk penarikan pendanaan Komite Olimpiade Internasional (IOC), acara OCA kehilangan status mereka sebagai acara kualifikasi untuk Olimpiade atau Paralimpiade, dan pemberian denda.
Ketika ditanya oleh AFP, OCA menolak memberikan komentar.
Sementara itu, WADA memberikan sanksi kepada Korea Utara ketika perbatasannya yang sudah ketat ditutup karena wabah Covid, yang mencegah otoritas pengujian internasional dapat masuk. Korea Utara baru-baru ini mulai membuka kembali perbatasannya dan WADA mengatakan mereka telah memulai membiarkan mereka masuk untuk mengambil sampel.
"Namun, status politik lebih luas negara itu berarti kegiatan verifikasi dan kontrol mutu tidak mudah," tambahnya.
"WADA akan terus bekerja untuk memperkuat sistem anti-doping di Korea Utara untuk melindungi semua atlet."
Meskipun terisolasi dari arena olahraga global selama bertahun-tahun, Korea Utara telah mencetak sejumlah hasil yang mengejutkan pada saat kembali, terutama dalam angkat besi, di mana pesaingnya telah memecahkan enam rekor dunia. Beberapa atlet pesaing mengatakan mereka "terkejut" atau "terkejut" dengan hasil tersebut.
Tidak ada atlet angkat besi Korea Utara yang akan berpartisipasi dalam Olimpiade Paris tahun depan, karena mereka gagal mengikuti acara kualifikasi wajib awal tahun ini.
Federasi Angkat Besi Internasional mengatakan semua atlet dalam olahraga ini telah diuji setidaknya sekali di Asian Games Hangzhou.
Meskipun IWF tidak memiliki yurisdiksi atas Asian Games, federasi tersebut memiliki tanggung jawab untuk memverifikasi pengajuan keberadaan atlet dalam peraturan anti-doping. Peraturan tersebut mengharuskan informasi disediakan selama setidaknya tiga bulan sebelum setiap kompetisi.
"Dua atlet Korea Utara gagal mematuhi peraturan tersebut dan dilarang," kata IWF. (AFP/Z-3)
World Tour Finals adalah ajang terakhir tahun ini. Target yang dicanangkan PBSI tidak tercapai karena hanya mampu mencapai babak semifinal.
Tim paraatletik Indonesia menincar empat mendali emas di ajang Asian Para Games (AiPG) Hangzhou, China 2023
Amellya Nur Sifa adalah atlet peraih medali emas cabang olahraga BMX Racing pada ajang Asian Games 2022 di Hangzhou, Tiongkok.
Dalam dua tahun belakangan ini, arah olahraga prestasi di Indonesia dipandang sudah tepat.
Indonesia tercatat sudah 19 kali berpartisipasi di Asian Games sejak 1951.
Tim Indonesia menutup Asian Games 2022 Hangzhou dengan raihan 7 emas, 11 perak, dan 18 perunggu. Dengan hasil tersebut, Merah Putih menduduki peringkat 13 klasemen akhir.
Karateka Ahmad Zigi Zaresta Yuda bakal menjadi atlet pembawa bender Merah Putih di barisan terdepan.
"Harus kita akui meleset walaupun sangat sedikit, satu medali lagi dan satu peringkat lagi. Kita ada di peringkat 13 dan tujuh medali emas," kata Menpora.
Kemenangan atas Jepang juga membuat Korsel meraih medali emas Asian Games untuk ketiga kali berturut-turut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved