Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TIONGKOK memperingatkan negara-negara Barat pada Kamis (9/12) bahwa mereka akan membayar mahal jika melakukan boikot diplomatik Olimpiade di Beijing 2022.
Washington mengungkapkan keputusannya untuk tidak mengirim delegasi diplomatik awal pekan ini. Katanya, hal itu didorong oleh pelanggaran hak asasi yang meluas oleh Tiongkok terhadap yang dilihatnya sebagai genosida minoritas Muslim Uyghur di Xinjiang.
Australia, Inggris, dan Kanada mengikuti Amerika Serikat pada Rabu. Seorang menteri Prancis mengatakan negara itu tidak akan bergabung dengan upaya yang didukung AS, meskipun seorang pejabat kemudian mengatakan Paris masih mempertimbangkan pilihannya.
Boikot itu bukan berarti tidak mengirim atlet ke Olimpiade pada Februari tetapi tetap membuat marah Beijing yang mengisyaratkan pembalasan. "Penggunaan ajang Olimpiade oleh AS, Australia, Inggris, dan Kanada itu untuk manipulasi politik tidak populer dan mengasingkan diri. Mereka pasti akan membayar harga untuk kesalahan mereka," kata juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin kepada wartawan, Kamis (9/12).
Segera setelah itu Beijing menerima kabar baik dari Paris, karena Menteri Pendidikan dan Olahraga Jean-Michel Blanquer mengatakan Prancis tidak akan bergabung dengan boikot. "Kita perlu berhati-hati tentang hubungan antara olahraga dan politik," kata Blanquer selama wawancara dengan radio RMC dan televisi BFM, seraya menambahkan Prancis akan terus mengutuk pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok.
Baca juga: Kanada dan Inggris Ikut Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing 2022
"Olahraga ialah dunia yang terpisah yang perlu dilindungi dari campur tangan politik," katanya. Namun seorang pejabat dalam rombongannya, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP bahwa posisi Paris atas kehadiran diplomatiknya di Olimpiade itu masih didiskusikan dan belum diputuskan.
Komentar itu ditentang hampir bersamaan oleh Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian yang mengatakan dia masih mencari sikap bersama UE tentang kemungkinan boikot. (AFP/OL-14)
negara terbesar di dunia, nomor satu luasnya lebih dari 18 juta km persegi atau setara 11% dari luas daratan bumi
Ketiga desainer tersebut – Auguste Soesastro (Kraton), Lia Mustafa (House of LMAR), dan Nonita Respati (Purana) – merupakan alumni lembaga pendidikan Australia.
Taste and Create with Australia yang telah berlangsung sejak 2022 menjadi ajang bertemunya chef dan para pemilik restoran, serta pemasok bahan pangan dari Australia di Indonesia.
Festival ini menghadirkan Brent Draper, pemenang Master Chef Australia 2023, yang ikut memeriahkan suasana dengan demo memasak, lokakarya, dan pertemuan dengan pengusaha makanan Indonesia.
Daging sapi Australia dikenal dengan kualitas dan rasa yang unggul, berkat standar ketat dalam peternakan dan pengol
Hidangan legendaris seperti Sate Ayam Madura, Sate Kambing Tegal, Sate Ayam Taichan Jakarta, hingga Sate Maranggi Purwakarta tersedia di restoran ini.
Proyek penelitian yang dipimpin University College London (UCL) mengeksplorasi efektivitas resep sosial dalam mengurangi kesepian dan meningkatkan kesejahteraan di anak-anak 9-13 tahun.
peninggalan kerajaan Kutai dalam berbagai bentuk benda bersejarah dan tempat-tempat istimewa yang masih terjaga
Pavilion Indonesia untuk pertama kalinya hadir dalam Source Fashion, yang merupakan pameran tekstil dan produk tekstil terbesar di Inggris dan Eropa.
Pameran "CUTE" di Somerset House, London, menggali ke dalam daya tarik tak tertahankan dunia yang menggemaskan, dari kucing dan boneka hingga emoji.
Pemerintah kota Edinburgh menyetujui penerapan pajak wisata yang akan mulai diberlakukan pada 2026, menjadi yang pertama di Inggris Raya.
Di Inggris saat ini terjadi penurunan yang signifikan pada produktivitas dan pertumbuhan usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved