Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Dua Saudara Bersaing di Tokyo, Satu untuk Suriah yang Lain Tim Pengungsi

Mediaindonesia.com
26/7/2021 05:35
Dua Saudara Bersaing di Tokyo, Satu untuk Suriah yang Lain Tim Pengungsi
Tim Olimpiade Pengungsi IOC Alaa Maso, asal kota Aleppo, Suriah, menghadiri sesi latihan renang di Tokyo Aquatics Center.(AFP/Attila Kisbenedek.)

FOTO dua saudara asal Suriah, yang bersaing untuk tim berbeda di Olimpiade, berpelukan di Tokyo menjadi viral di media sosial awal pekan ini. Mohamad Maso mewakili Suriah yang dilanda perang dalam acara triathlon dan adiknya Alaa akan berenang untuk tim pengungsi.

Beberapa media dan pengguna internet salah menilai bahwa foto pelukan kakak beradik itu menunjukkan mereka bertemu setelah bertahun-tahun berpisah akibat konflik di Suriah. Namun keduanya, yang berasal dari Aleppo, tinggal di Jerman setelah meninggalkan Suriah, tempat orangtua mereka masih tinggal, pada 2015 untuk melakukan perjalanan berbahaya ke Eropa bersama.

"Foto itu diambil dalam skala yang tidak dapat kami bayangkan," kata Safwan al-Hindi, manajer komunikasi federasi olahraga Suriah. "Mohamad dan Alaa tinggal bersama di Jerman. Mereka tiba bersama di Tokyo. Banyak keluarga mereka masih tinggal di Suriah.(Pelukan itu) gerakan spontan antara dua bersaudara. Tetapi beberapa media dan jejaring sosial membawa cerita ke arah lain."

Al-Hindi mengatakan Alaa, 21, memilih untuk bergabung dengan tim pengungsi IOC dan mengatakan dia tidak ditolak oleh Suriah. Alaa mengatakan awal bulan ini bahwa berenang akan membantunya mengatasi konflik.

Perang saudara Suriah telah menewaskan sekitar 500.000 orang, jutaan orang telantar, dan merusak infrastruktur sejak dimulai pada 2011 dengan penindasan protes antipemerintah. Alaa tidak dapat berlatih dari 2012-2014 tetapi mengambil olahraga lagi setelah menetap di Jerman.

"Berkat olahraga, saya dapat melepaskan diri dari banyak hal negatif dan mendapatkan kepercayaan dalam kehidupan pribadi saya selama pelatihan. Semakin keras saya berlatih, semakin baik saya, dan itulah yang saya coba untuk membangun hidup saya, tetap positif, kreatif, dan sehat, serta menunggu matahari terbit di atas kita," kata Alaa kepada olympics.com.

Mohamad yang berusia 28 tahun, seperti saudaranya dilatih oleh ayahnya sejak usia muda, akan berlomba di triathlon pada Senin (26/7). Dia salah satu dari enam atlet yang berlaga di bawah bendera Suriah di Jepang, termasuk pemain tenis meja berusia 12 tahun, Hend Zaza, yang menjadi atlet Olimpiade termuda sejak 1968 ketika dia kalah di babak penyisihan pada Sabtu.

Ada juga beberapa warga Suriah lain di tim pengungsi, termasuk perenang Yusra Mardini yang juga tampil di Rio de Janeiro lima tahun lalu. Sejak Olimpiade pertama mereka pada 1948 di London, Suriah telah memenangkan tiga medali, dengan heptathlete Ghada Shouaa satu-satunya peraih medali emas pada 1996 di Atlanta. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya