Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
ADANYA selisih pendapat antara lifter andalan Indonesia Eko Yuli dengan Pengurus Besar Persatusan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) telah diselesaikan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) melalui rangkaian mediasi.
Hal tersebut dijelaskan oleh Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto.
“Senin kemarin sudah ada pertemuan antara sekjen NOC dengan Eko, dan itu satu tahap sudah selesai. Karena Eko itu sering komunikasi dengan saya,” terang Gatot saat dihubungi, Rabu (31/3).
Gatot menjelaskan ia memang selalu berkomunikasi dengan Eko. Bahkan, sebelum dilakukan pertemuan dengan KOI, Eko sudah menghubunginya. Gatot menjelaskan sebelum mediasi yang dilakukan oleh KOI pembahasan mengenai kondisi dan situasi Eko memang sudah disampaikan sebelumnya.
Ia menjelaskan hingga hari Sabtu pihak Kemenpora yang diwakili dirinya memang melakukan webinar dengan Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari terkait all england Usai pertemuan Gatot menyampaikan situasi Eko.
“KOI ketika itu menyampaikan akan memanggil Eko dan kami senang hati saja karena sebelumnya sudah bertemu dengan Eko,” terang Gatot.
Gatot menjelaskan ia bertemu langsung dengan Eko secara informal saat pelaksanaan vaksinasi bagi atlet bersama dengan Deputi IV Kemenpora dan menanyakan duduk persoalannya. Gatot pun menyatakan dirinya menerima juga salinan dari surat peringatan 1 dan 2 yang dikirimkan kepada Eko dari PABBSI
Baca juga : Ross Brawn Puji Penampilan Perdana Tsunoda di F1
Menanggapi hasil pertemuan antara KOI dengan Eko, Gatot menilai hal tersebut sudah cukup bagus dan Eko disebut Gatot sudah lega dengan pertemuan itu. Hal yang terpenting adalah tindak lanjut dari pertemuan itu.
Namun Kemenpora menurutnya tidak akan mengambil langkah apa pun karena menganggap pertemuan dengan KOI sudah konklusif.
“Dari Kemenpora tidak ada langkah lagi sebab di pertemuan kemarin dengan KOI dan Eko tersebut sudah solved, kan eko di izinkan untuk latihan di luar area pelatnas. Tapi ini bukan masalah izin, tetapi Eko dimungkinkan untuk latihan di luar area Pelatnas,” tutur Gatot.
“Dari kemenpora melihat persoalan Eko ini sudah selesai dan kita akan mendorong dia untuk melakukan persiapan yang lebih baik lagi untuk mencapai target emas Olimpiade,” sambung Gatot.
Lebih lanjut Gatot menyampaikan telah meminta kepada Eko untuk tetap menginduk kepada PABSI sebagai federasi olahraga angkat besi. Eko diminta tetap menyampaikan perkembangan dan latihannya kepada pihak PABSI, sebab Kemenpora tidak meminta pertanggung jawaban kepada atlet melainkan kepada federasi olahraganya.
“Itu sekaligus sebagai bagian sikap bahwa atlet menghormati federasinya dan kami juga mengapresiasi langkah yang diambil oleh NOC/KOI,” pungks Gatot. (OL-7)
Prestasi olahraga Indonesia di level Olimpiade merupakan bagian dari cita-cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam Program Asta Cita.
Pihak IOC telah memutuskan untuk tidak lagi berafiliasi dengan International Boxing Association (IBA) dan digantikan dengan World Boxing.
Olympic Solidarity adalah inisiatif program pengembangan global dari IOC yang bertujuan mendukung NOC di semua negara anggota di seluruh dunia.
Indonesia diwakili oleh 18 atlet muda yang akan berjuang untuk mendapatkan medali emas.
Pordasi mengapresiasi upaya NOC Indonesia dalam mendukung cabang berkuda sebagai bagian dari target 100 atlet Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade.
PB Persani akan melakukan pemusatan latihan atlet ke Jepang, yang diberangkatkan 3 atlet putra dan 3 putri. Sisanya akan menjalani latihan di Indonesia dengan pelatih dari Jepang
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved