Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
MENTERI Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyatakan Perpres terkait untuk bidding sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 sedang dalam tahap finalisasi.
“Kita kan sedang finalisasi kepres untuk bidding tuan rumah Olimpiade. Jadi kepres ini khusus untuk bidding tuan rumah Olimpiade, nanti ketika sudah terpilih sebagai tuan rumah akan ada kepres lagi sebagai tuan rumah,” tutur Zainudin Amali saat ditemui disela kegatan pemberian vaksin bagi para atlet di Istora Senayan Jakarta, Jumat (26/2).
Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada November tahun lalu Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya membentuk komite khusus untuk persiapan bidding tuan rumah Olimpiade 2032. Terutama dengan posisi Indonesia yang akan bersaing dengan Qatar, Australia, India, Unifikasi Korea, China, dan Jerman untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Menpora mengatakan pihaknya dan sejumlah pihak yang menyusun Kepres tersebut mengaku kaget dengan pemberitaan terkait dengan Brisbane yang disebut masuk sebagai calon favorit sebagai tuan rumah, meski belakangan hal itu diluruskan oleh Ketua National Olympic Committee (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari.
“Karena ada berita itu kita semua shock, saat ini kepres tersebut sedang dalam finalisasi,” terang Zainudin.
Ia pun menyebutkan sebetulnya tanpa adanya Kepres tersebut NOC sudah tetap berjalan dan melakukan kampanye dan upaya upaya untuk mempromosikan Indonesia. Terakhir NOC pun telah melakukan presentasi di depan panitia IOC dan mendapatkan respons positif.
“Jadi bentuknya tidak menunggu kepres dulu baru bergerak, tidak seperti itu. Jadi mereka tetap bergerak dulu baru kita back up. Sebagaimana selama ini yang melakukan bidding adalah NOC dan kita dari Kemenpora memberikan dukungan, sama seperti saat PSSI bidding sebagai tuan rumah piala dunia,” terang Zainudin.
Dalam kesempatan yang sama Raja menerangkan Kepres itu sendiri memang kewenangan dan tugas dari Pemerintah. Sedangkan NOC tetap berjalan sendiri untuk melakukan promosi dengan berkoordinasi dengan Kemenpora.
Ia menuturkan Kepres tersebut sebagai bentuk dukungan dari pemerintah untuk kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
“Kita butuh kepres ini agar semua stakeholder dan kementerian bisa bersinergi tetapi sementara ini nunggu kepres belum ada NOC jalan terus,” ungkap Raja.
Dalam kesempatan tersebut Raja juga meluruskan pemberitaan bahwa saat ini Brisbane belum ditetapkan sebagai tuan rumah, namun baru sebagai prefered dialog dan Indonesia ada persis di belakangnya dengan status continuous dialog.
Raja mengibaratkan balapan sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 layaknya balapan Nascar.
“Kataknlah ini balapan Nascar ada 500 putaran, dan di putaran kelima atau enam Brisbane ada di depan kita dan kita ada persis di belakang mereka masih banyak putaran yang bisa kita lakukan untuk mengejar Brisbane,” ungkap Raja.
“Karenanya sekarang ini NOC dengan para stakeholder atas arahan Menpora menyebut kita dalam mode balapan dan sedang mengejar. Kami tidak akan kendor dan justru miningkatkan adrenalin kita karena mengejar itu jauh lebih enak semangatnya daripada mempertahankan, dan Brisbane dalam posisi yang mengkhawatirkan karena kalau lengah kita bisa menyusul,” imbuh Raja.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved