Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SETELAH berhasil mendapatkan satu tiket Olimpiade 2020 di nomor 100 meter putra atas nama sprinter Lalu Muhammad Zohri, PB PASI (Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) tengah mengejar dua tiket lainnya.
Dua tiket tersebut untuk nomor 100 meter lari gawang dan lompat jauh atas nama Emilia Nova dan Sapwaturrahman.
Dengan sisa waktu hingga Juli 2020, PB PASI akan menempuh dua cara untuk meloloskan Sapwa dan Emilia. Melalui pengumpulan skor atau berhasil melewati limit kualifikasi Olimpiade yang akan digelar di Tokyo, Jepang tersebut.
"Jadi untuk Olimpiade itu ada dua cara (untuk lolos kualifikasi) yakni mengumpulkan skor atau melewati limit. Untuk mengumpulkan skor artinya mereka harus mengikuti pertandingan-pertandingan yang bisa memberikan skor banyak," ungkap Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung kepada Media Indonesia, Sabtu (21/12).
"Nah pertandingan seperti ini hanya di turnamen tingkat tinggi, sementara ajang ini tidak ada di sekitar kita, hanya ada di Amerika, Eropa dan lainnya," kata Tigor.
Lebih lanjut, Tigor mengatakan dalam waktu dekat, tepatnya pada Februari 2020, dua atlet yang diproyeksikan menuju Olimpiade ini akan mengikuti Kejuaraan Asian Indoor di Kota Hangzhou, Tiongkok. Dalam ajang tersebut akan dilihat pencapaian yang dilakukan Sapwa dan Emilia.
Jika nantinya kedua atlet ini belum memenuhi ekspektasi, maka keduanya akan diikutseratakan dalam ajang lainnya yang sampai saat ini belum ditentukan.
Secara tersirat, sebenarnya PB PASI lebih mengupayakan agar Sapwa dan Emilia mampu melewati limit kualifikasi Olimpiade 2020. Walaupun sulit, namun cara ini merupakan pilihan terbaik yang bisa dilakukan oleh PB PASI.
"Kalau mau melewati limit, lompat jauh putra harus 8.22 meter, sementara Sapwa baru bisa tembus 8.03 meter di SEA Games kemarin," tutur Tigor.
"Untuk Emilia Nova harus melewati limit 12.84 detik, sedangkan dia baru tembus 13.61.Jadi sebetulnya nggak mudah untuk lolos ke Olimpiade ini, tapi untuk kondisi saat ini kita memang meilhat dua orang ini yang punya harapan," jelas Tigor.
Sementara itu, Tigor menambahkan bahwa di kawasan Asia Tenggara sendiri, atlet-atlet yang memenuhi kualifikasi Olimpiade hanya dua orang saja.
Lalu Muhammad Zohri dari Indonesia dan Ernest Obiena dari Filipina merupakan dua orang yang baru dipastikan telah tercantum sebagai peserta di ajang pesta olahraga terbesar di dunia tersebut.
Zohri mampu meloloskan diri ke ajang Olimpiade 2020 setelah berhasil melewati limit 10.05 detik di nomor lari 100 meter putra. Sementara Obiena berhasil melewati limit 5.80 meter di nomor lompat galah putra.
"Memang lolos Olimpiade untuk atlet-atlet Asia Tenggara bahkan menjadi lebih berat. Dari semua negara peserta SEA Games misalnya, baru lolos dua orang saja. Bahkan Thailand dan Vietnam yang merajai hasil SEA Games kemarin belum memiliki atlet yang lolos Olimpiade," pungkas Tigor. (Des/OL-09)
Ada 15 nomor yang dilombakan di MAC Seri 1 2025.
Keputusan untuk absen di ajang SEA Games 2025 diambil Agus Prayogo karena merasa Indonesia mempunyai atlet-atlet potensial dan memerlukan proses regenerasi.
Saat ini, para atlet atletik masih berlatih di Pangalengan, Jawa Barat meskipun dengan pembiayaan secara mandiri.
PB PASI kini telah menyiapkan rencana jangka panjang salah satunya dengan mengirim Lalu Muhammad Zohri untuk menjalani pelatihan nasional (pelatnas) di Amerika Serikat.
Dari 10 atlet yang berlaga, Papua Athletics Center berhasil meraih total tujuh medali, terdiri dari dua emas, dua perak, dan tiga perunggu.
Kemenpora berkomitmen untuk terus memperkuat cabang-cabang olahraga yang memerlukan pusat pelatihan khusus dengan target berprestasi dalam Olimpiade mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved