Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Mendiang Johan Wahyudi, Legenda yang tak Pelit Ilmu

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
16/11/2019 12:10
Mendiang Johan Wahyudi, Legenda yang tak Pelit Ilmu
Mantan bintang bulu tangkis Indonesia nomor ganda putra, Johan Wahyudi.(Dok.PB Djarum)

SEBELUM nama pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi top dunia, Indonesia terlebih dahulu punya ganda terbaik di dunia.

Ya, pasangan Johan Wahyudi/Tjun Tjun adalah yang terbaik di dekade 1970-an. Keduanya adalah pasangan pertama asal Indonesia yang menjadi juara dunia.

Pasangan ini sulit sekali dikalahkan pasangan mana pun di era kejayaannya.

Prestasinya luar biasa mentereng. Keduanya berhasil menjuarai All England hingga enam kali, juara dunia, juara Asia, serta medali emas Asian Games.

Johanes Wahyudi atau yang lebih akrab dipanggil Johan Wahyudi itu lahir 10 Februari 1953 di Malang, Jawa Timur.

Sang bapak, Mangku Prayitno yang juga merupakan atlet bulu tangkis di Jawa Timur, mendidik Johan untuk menjadi atlet tepok bulu sejak berusia empat tahun.

Johan pun lama berlatih di klub Rajawali Surabaya yang banyak menghasilkan pebulu tangkis top dunia seperti Rudy Hartono, peraih juara All England delapan kali.


Baca juga: Pebulu Tangkis Legendaris Johan Wahyudi Meninggal Dunia


Prestasi demi prestasi terus ditorehkan Johan hingga bakatnya tercium pelatnas. Ia dipanggil untuk ikut pelatnas pada 1972.

Di sini lah awal dibentuknya pasangan legendaris Djohan/Tjun Tjun dan prestasi keduanya terus mengalir untuk Merah-Putih.

Saat ia memilih pensiun, Johan, sang legenda kembali “turun gunung” untuk bergabung dengan tim pencari bakat PB Djarum dalam kegiatan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis.

Ia terkenal sebagai sosok yang suka berbagi ilmu dengan terus mengajarkan cara atau teknik bermain pemain junior saat menjadi tim pencari bakat audisi umum.

Indonesia pun harus kehilangan sosoknya sang legenda Johan yang tutup usia, pada Jumat (15/11).

Eks pebulu tangkis putri, Yuni Kartika, pun merasakan kehilangan sosok seorang Johan. Yuni merupakan salah satu tim pencari bakat audisi umum bersama mendiang Djohan.

"Dunia bulu tangkis kehilangan salah satu legendanya," ujar Yuni.

Bulu tangkis Indonesia tengah berduka. Sosok legenda Johan kini telah tiada. Namun, semangatnya dalam memberikan ilmu kepada pebulu tangkis muda tak akan pernah padam sampai kapanpun. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya