Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
MARIA Natalia Londa semakin percaya diri menatap ajang SEA Games 2019. Usai memperoleh dua medali emas di ajang Kejuaraan Nasional Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Maria semakin yakin untuk mengikuti ajang terbesar di Asia Tenggara yang akan diselenggarakan bulan November 2019 di Filipina.
Selain itu, Maria pun ingin meneruskan hasil positif yang diraihnya pada ajang SEA Games 2015. Ia berhasil mendapatkan medali emas di sektor lompat jauh dan jangkit.
"Makin pede, karena setelah tanding kan nggak ada sakit dan keluhan jadi sekarang makin better. Dulu tahun 2015 SEA Games saya berhasil dapat emas dan semoga bisa mempertahankan hasil positif itu," ungkap Maria usai pertandingan, Rabu (7/8).
Sementara itu, Maria berhasil memperoleh medali emas di cabang lompat jauh putri senior pada tanggal 4 Agustus dan lompat jangkit putri senior yang diselenggarakan di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/8).
Baca juga: Maria Londa Gagal Ulang Prestasi 4 Tahun Silam
Atlet asal Bali yang kini berusia 28 tahun ini berhasil mencatatkan kemenangan dengan jarak 13,27 meter. Kemenangan ini pun sayangnya belum mampu mengalahkan catatan rekor nasional yang diciptakan olehnya pada 14 November 2013 dengan jarak 14,17 meter.
Sebelumnya pada hari Minggu (4/8), perempuan yang dijuluki Ratu Lompat Jauh ini pun berhasil menyabet medali emas di sektor lompat jauh dengan jarak 6,63 meter. Dengan ini, Maria telah mengumpulkan 2 medali di ajang Kejurnas kali ini.
Maria pun mengakui ini merupakan perdana baginya untuk kembali mengikuti sektor lompat jangkit.
"Hari ini lumayan dan perdana lompat jangkit sejak 2015. Ketika lomba, tadi saya berpikir untuk menguatkan di awalan saja," tambah Maria.
Selain itu, Maria juga mengakui lompat jangkit memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Dia menambahkan dalam sektor lompat jangkit, risiko cedera jauh lebih besar dibandingkan lompat jauh.
"Ini beda dengan lompat jauh karena kalau di lompat jauh saya udah pengalaman. Lompat jangkit risiko cederanya lebih besar jadi saya hati-hati banget. Makanya saya bedain kalau saya lompat jauh pakai kaki kanan, jangkit kiri," lanjutnya.
Maria juga mengatakan cedera ligamen merupakan hal yang wajar bagi atlet lompat jangkit. Maka dari itu olahraga ini dihindari oleh beberapa atlet. Peserta lompat jangkit Kejurnas ini pun hanya berjumlah lima orang.
"Saya sering cedera di lompat jangkit, dan daerah ligamen itu paling rentan untuk terkena cedera. Lompat jangkit nggak pernah banyak yang minat, kebanyakan takut karena risiko cedera ini. Rata-rata atlet lompat jauh itu nggak berani nyoba lompat jangkit. Makanya tadi cuma 5 orang yang lomba," pungkas Londa.(OL-5)
Dalam kejuaraan atletik yang mempertemukan atlet-atlet terbaik dari berbagai daerah ini, PAC berhasil mengoleksi 6 medali, terdiri dari 3 emas, 1 perak, dan 2 perunggu.
Ada 15 nomor yang dilombakan di MAC Seri 1 2025.
Keputusan untuk absen di ajang SEA Games 2025 diambil Agus Prayogo karena merasa Indonesia mempunyai atlet-atlet potensial dan memerlukan proses regenerasi.
Saat ini, para atlet atletik masih berlatih di Pangalengan, Jawa Barat meskipun dengan pembiayaan secara mandiri.
PB PASI kini telah menyiapkan rencana jangka panjang salah satunya dengan mengirim Lalu Muhammad Zohri untuk menjalani pelatihan nasional (pelatnas) di Amerika Serikat.
Dari 10 atlet yang berlaga, Papua Athletics Center berhasil meraih total tujuh medali, terdiri dari dua emas, dua perak, dan tiga perunggu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved