Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BUKAN perkara mudah mengendalikan sepeda di trek berbatu, menanjak atau bahkan medan curam. Tapi bagi si belia ini, semua itu terasa mudah saja. Bahkan lewat kayuhan pedal sepedanya, segudang prestasi pun bisa digenggam.
Itulah Shahnaz Gunantika Mumtaz. Gadis belia yang sangat kesengsem melakukan gowes eksktrem ketika di saat bersamaan anak-anak sebayanya lebih banyak hang out di mal. Bagi Naz, begitu dia disapa, dengan bersepeda rasanya bisa lebih berekspresi.
"Ketika bersepeda seperti ini, aku bisa lebih mengatur emosi, bisa menikmati suasana di gunung, dan yang penting, lebih menantang," ujar Naz dalam keterangannya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bakat gowes ini memang tak lahir tiba-tiba. DNA yang mengalir dalam darahnya begitu lekat dengan sang ayah, Cecep Gumilang yang juga goweser. Bahkan menurut Gilang, sapaan sang ayah, soal soal emosi, saat kecil Naz tergolong hiperaktif.
"Itu menurut psikiater. Dia tidak mau menatap mata orang, marahnya luar biasa dahsyat, meskipun tergolong anak cerdas. Akhirnya kami bawa ke psikiater. Alhamdulillah sekarang emosinya jauh lebih stabil dan bisa tercurahkan di trek," tutur Gilang.
Prestasi bocah belia ini memang sungguh luar biasa. Beberapa catatan prestasi yang sempat ditorehkannya adalah meraih medali emas BMX Cross di Malaysia, juara nasional BMX Cross 2017 dan 2018, serta juara Indonesia BMX League 2018.
Soal lecet dan luka, gadia yang lahir di Depok, 27 Maret 2006 ini mengaku bukan hal yang menakutkan. Sudah terbiasa dan sebentar juga akan pulih. Namanya saja gowes di trek yang tak umum, tentu peluang cedera juga sangat besar, begitu katanya.
Soal mengatur waktu antara kegiatan bersepeda dengan sekolah, Naz sempat melirik sang abi, panggilan dia kepada ayahnya. "Emmm... Apa ya, yaa sekolah hingga jam 2 sore, istirahat hingga jam 3, kemudian latihan hingga sore. Malam dan pagi mengerjakan PR. Minggu latihan pagi-sore. Yaa, repot sih tapi harus bisa," tandasnya sambil sedikit nyengir.
Naz memiliki cita-cita yang luar biasa bila ditilik dari usianya. Ia ingin membanggakan orangtua, biar sekolahnya juga gampang, dan ingin mengibarkan bendera Indonesia. "Siapa tahu nanti bisa berlomba hingga olimpiade," papar juara 3 Seri Nasional Enduro Indonesia Championships 2019, runner up Asia BMX Cross, dan runner up Malaysian International BMX Cross ini.
Naz dengan penuh keyakinan akan berkarir mengharumkan nama bangsa melalui pedal sepedanya. Semoga. (OL-8)
Pebalap asal Slovenia Tadej Pogacar kini telah mengoleksi empat gelar juara dalam enam partisipasinya di Tour de France, ditambah dua kali menjadi runner-up.
Tadej Pogacar finis di posisi keempat, namun ia tetap mengunci gelar juara umum Tour de France untuk keempat kalinya setelah sukses memimpin sejak awal lomba.
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Ben O'Connor finis dengan catatan waktu 5 jam, 3 menit 47 detik, atau unggul 1 menit 45 detik dari pemimpin klasemen umum Tour de France Tadej Pogacar.
Kemenangan ini merupakan kemenangan kedua bagi Jonathan Milan di Tour de France 2025, setelah sebelumnya ia memenangi etape kedelapan.
Mathieu Van der Poel sebelumnya tampil impresif di 10 etape awal Tour de France edisi ke-112 ini. Ia meraih kemenangan di etape kedua di Boulogne.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved