Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Kisah Orang Terkaya Indonesia Jadi Atlet Bridge di Asian Games

Nurul Fadillah
11/8/2018 20:17
Kisah Orang Terkaya Indonesia Jadi Atlet Bridge di Asian Games
Kisah Orang Terkaya Indonesia yang Jadi Atlet Bridge di Asian Games 2018(MI/Nurul Fadillah )

OLAHRAGA bridge memang belum begitu populer di Indonesia. Tapi, siapa sangka di dalam kerangka tim inti atlet bridge nasional terdapat salah satu orang terkaya Indonesia yang senantiasa setia mengangkat nama Indonesia melalui olahraga otak tersebut.

Adalah Michael Bambang Hartono yang menjadi atlet bridge terkaya sekaligus tertua di Tanah Air. Di usianya yang akan mencapai 78 tahun pada 2 Oktober mendatang, Bambang masih setia memperkuat timnas Merah Putih di berbagai turnamen bergengsi tingkat internasional.

Sebagai Pemilik Perusahaan Rokok Djarum dan pemilik saham terbesar Bank Central Asia (BCA), banyak yang bertanya mengenai motivasi Bambang tetap menjadi atlet nasional. Tidak hanya menjadi atlet di usia senja, Bambang sekaligus menjadi Ketua Pembina Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia saat ini.

Motivasinya tentu bukan karena iming-iming honor atlet yang hanya berkisar Rp8-15 juta ataupun uang hadiah, mengingat total kekayaannya mencapai AS$16.7 miliar. Bahkan saat ini, Bambang menjadi orang terkaya ke-75 dunia dan terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes.

"Sumbangsih PT Djarum untuk negara itu ada dua di olahraga, yaitu bridge dan bulutangkis, itu sumbangsih kita kepada nusa dan bangsa. Kalau bridge itu buat saya adalah sampingan, artinya tak boleh ganggu prioritas kerja yang utama, kemudian keluarga yang kedua, dan kalau ada waktu sisa baru mulai kembali merintis bridge," ujar Bambang.

Bambang masuk dalam tim inti bridge nasional yang akan berlaga di Asian Games 2018 pada 18 Agustus - 2 September mendatang. Dari enam nomor yang dipertandingkan, Bambang akan turun di kategori supermixed team bersama rekannya, Bert Toar Polii.

Tidak hanya sekadar berpartisipasi, Bambang mengemban ambisi pribadi ingin menyumbangkan prestasi tertinggi bagi Indonesia. Bagi dia, prestasi terbaik di multiajang terbesar tingkat Asia tersebut akan membantu mempopulerkan olahraga bridge tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

"Saya punya mimpi yang masih ingin saya wujudkan. Sebelumnya saya bermimpi agar bridge dapat dipertandingkan di Asian Games 2018, dan saya pun berjuang pada 2-3 tahun yang lalu hingga akhirnya bridge dapat dipertandingkan di Asian Games untuk yang pertama kalinya dalam sejarah," tandas atlet yang memulai karir sejak usia 6 tahun itu.

"Suka duka saya sebagai atlet bridge banyak sekali, antara lain waktu kita memperjuangkan bridge masuk ke Asian Games yang luar biasa tantangannya. Terutama dari anggota OCA, Kuwait yang menganggap bridge sebagai judi, tetapi kita bilang banyak juga negara-negara Islam yang menjadi atlet bridge dan bridge itu bukan judi, akhirnya mereka mengerti dan menerima bridge di Asian Games," tambahnya.

Pascamasuk di Asian Games 2018, mimpi Bambang untuk mempopulerkan bridge pun semakin besar. Selanjutnya, ia menginginkan bridge dipertandingkan di level Olimpiade.

"Pertama, tentu kita harus pikirkan agar bridge dapat konsisten dipertandingkan di Asian Games edisi-edisi selanjutnya. Kemudian, saya juga punya mimpi agar beridge bisa dipertandingkan di Olimpiade, memang berat untuk diterima di situ, tetapi itu menjadi angan-angan dan cita-cita saya," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya