Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tiga Mahasiswa Itenas Terseret Ombak

Administrator
27/12/2016 08:11
Tiga Mahasiswa Itenas Terseret Ombak
.(.)

OMBAK laut selatan Jawa sedang tidak bersahabat. Kemarin, tiga mahasiswa Institut Teknologi Nasional (Itenas), Kota Bandung, terseret gelombang tinggi dan belum ditemukan.

Saat kejadian, mereka tengah bermain air di Pantai Batununggal, Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Upaya pencarian masih terkendala oleh cuaca ekstrem.

Ketiga korban ialah Rendra Akbar Ibrahim, 21, Boby Irwanto, 21, dan Adnan Ammrullah, 21. Ketiganya warga Kota Bandung. Mereka sedang berwisata bersama sejumlah rekan.

“Pencarian dengan turun ke laut sulit dilakukan karena ombak tinggi. Kami akan mencari mereka dengan menyisir bibir pantai,” papar Koordinator Badan Penyelamat Wisata Tirta Kabupaten Sukabumi, Dadang Hermawan.

Tingginya gelombang di pesisir pantai juga membuat nelayan tidak berani melaut.

Tidak hanya di Jawa, ombak tinggi merundung perairan di Nusa Tenggara Timur. Akibatnya, sejumlah kapal roll on-roll off tidak bisa berlayar.

Sejumlah rute pelayaran yang ditutup karena gelombang setinggi 2,5-3 meter di antaranya Kupang-Sumba Timur, Kupang-Pulau Sabu, dan Aimere-Sumba Timur-Wai­ngapu-Kupang.

Penutupan pelayaran dilakukan sejak akhir pekan lalu. Kepala PT ASDP Indonesia Feri Cabang Kupang Arnoldus Yansen menambahkan, kemarin, rute pelayaran yang bisa dilayani ialah Kupang-Hansisi di Pulau Semau, Kupang-Rote, Kupang-Larantuka, Kupang-Aimere, dan Kupang-Kalabahi.

Ombak tinggi juga melanda perairan Pulau Bangka dan Belitung. Di Selat Gelasa, perairan selatan dan utara Bangka, serta Selat Karimata, ombak mencapai ketinggian 2-3 meter. “Bahkan, di tengah lautan bisa mencapai ketinggian 4 meter,” ungkap Kepala BMKG Pangkalpinang Muhammad Nurhuda.

Ia meminta kapal berukuran kecil, kapal nelayan, dan kapal penumpang menghindari kawasan berbahaya itu.

Di daratan, gerakan tanah membuat warga pemilik 37 rumah di Desa Karangendep, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Jawa Tengah, meminta direlokasi. Gerak­an tanah di lokasi ini mencapai luas 5 hektare. “Keinginan warga sudah disampaikan ke Pemkab Banyumas. Warga ingin direlokasi karena rumah mereka rusak dan terancam rusak,” kata Koordinator Teruna Siaga Bencana Banyumas, Ady Chandra.

Di Kota Sukabumi, Jawa Barat, tanah longsor masih mendominasi kejadian bencana alam 2016. (BB/PO/RF/LD/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya