Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Keracunan MBG Terus Berulang, Pemerintah Diharap Jangan Tutup Mata

Ardi Teristi Hardi
28/8/2025 18:26
Keracunan MBG Terus Berulang, Pemerintah Diharap Jangan Tutup Mata
Menu MBG.(MI/Kristiadi )

DEPUTI Bidang Pengaduan Masyarakat Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba, mengatakan dengan terus berulangnya kasus keracunan massal di Kabupaten Sleman, pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai penyedia jasa diduga lalai dalam hal penyediaan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kali ini menimpa ratusan siswa dan guru SMP Negeri 3 Berbah, Sleman, DIY.

"Ratusan siswa dan guru di SMP Negeri 3 Berbah, Sleman, DIY, mengalami keracunan massal karena diduga konsumsi menu dari MBG," kata Kamba.

Ia menilai, Badan Gizi Nasional (BGN) tidak boleh menutup mata dan terlalu mengejar target jumlah penerima manfaat dari MBG dengan alokasi anggaran yang sangat besar.

"Karena yang terpenting itu bukan hanya mengejar target penerima manfaat dari proyek MBG, melainkan keselamatan dari siswa dan guru itu yang lebih utama," tegas dia.

Korban keracunan yang diduga dari menu MBG, khususnya di Kabupaten Sleman itu bukanlah semata persoalan eror statistik yang bisa diabaikan guna mengeklaim keberhasilan secara umum dari proyek MBG.

"Namun, soal keselamatan dari guru dan anak-anak sebagai penerus bangsa yang perlu diselamatkan oleh negara," terang dia.

BGN melalui seluruh SPPG yang tersebar di berbagai daerah termasuk di DIY harus menjamin keselamatan guru dan anak-anak.

"Jika SPPG terbukti lalai, maka BGN harus memberikan sanksi tegas berupa pencabutan izin operasional," tegas dia.

Pemerintah tidak boleh memberikan toleransi soal itu karena menyangkut nyawa manusia dalam hal ini guru dan anak-anak.

Kepala daerah (Kabupaten/Kota) yang ada di Provinsi DIY dapat melakukan intervensi terhadap SPPG yang terbukti lalai dalam proyek MBG. Kepala daerah dapat mencabut izin operasional SPPG yang terbukti lalai (keracunan massal) tanpa harus menunggu perintah BGN tingkat pusat karena hal ini menyangkut keselamatan guru dan anak-anak di daerah bersangkutan.

"Jangan sampai nanti ada korban jiwa karena konsumsi menu MBG, baru ada tindakan dan saling lempar tanggung jawab," tegas dia.

Pada Agustus ini, telah tercatat kasus dugaan keracunan MBG di beberapa sekolah. Kasus diduga keracunan MBG terjadi di SMP Negeri 3 Berbah, Rabu (27/8). Sebanyak 135 siswa dan dua guru mengalami gejala mual, bahkan 29 dari mereka juga diare.

Sebelumnya, Rabu (13/8), keracunan MBG dialami sebanyak 379 siswa dari beberapa sekolah di Kecamatan Mlati, Sleman, yaitu SMP Muhammadiyah 1, SMP Muhammadiyah 3, SMPN 3, dan SMP Pamungkas. (AT/E-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya