Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur berencana mendirikan Pusat Konservasi Satwa Endemik Bawean. Fasilitas ini nantinya akan berfungsi sebagai pusat penyelamatan, rehabilitasi, sekaligus pendidikan konservasi.
“Rencana ini bukan sekadar membangun fasilitas fisik, melainkan membangun kepercayaan publik bahwa satwa endemik Bawean benar-benar kita jaga untuk masa depan,” kata Kepala BBKSDA Jawa Timur Nur Patria Kurniawan, di Surabaya, Jumat (22/8).
Pusat konservasi ini akan berdiri di atas lahan seluas 2 hektare di Desa Mombhul, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, yang sudah diamankan melalui nota kesepahaman (MoU) dengan pemilik lahan, serta mendapat dukungan penuh dari Yayasan KASI.
Fasilitas yang direncanakan meliputi kandang rehabilitasi, laboratorium kecil, klinik satwa, dapur pakan, serta area penampungan untuk 30 ekor rusa bawean dan sekelompok babi kutil bawean.
Tak sekadar menjaga satwa, pusat konservasi ini juga dirancang sebagai pusat edukasi bagi masyarakat lokal, pelajar, hingga peneliti. Harapannya, masyarakat Bawean menjadi penjaga garis depan konservasi, bukan sekadar penonton.
Seluruh hasil reproduksi satwa dari pusat ini nantinya akan digunakan murni untuk restocking habitat alami di Pulau Bawean, bukan untuk kepentingan komersialisasi atau pemindahan ke lembaga lain.
“Dari Pulau Bawean, kita ingin menunjukkan bahwa konservasi bukan hanya menjaga satwa, tetapi menjaga harga diri bangsa. Jika rusa bawean dan babi kutil bisa kita selamatkan, maka kita telah memenangkan satu pertempuran penting melawan kepunahan,” ujarnya.
Langkah BBKSDA Jatim ini meneguhkan komitmen wildlife belongs to the state, yaitu satwa liar adalah milik negara dan kelestariannya menjadi tanggung jawab bersama.
Kehadiran pusat konservasi ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam menyelamatkan satwa endemik Bawean, sekaligus mengangkat pulau tersebut sebagai ikon konservasi pulau kecil di Indonesia.
Di balik keindahan hutan tropis Pulau Bawean yang dikelilingi birunya Laut Jawa, dua satwa endemik kini tengah berpacu dengan waktu, yaitu rusa bawean (axis kuhlii) dan babi kutil bawean (sus blouchi).
Kedua satwa langka yang hanya hidup di pulau kecil ini telah lama menyandang status critically endangered (kritis) menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Populasinya yang terbatas terus terancam akibat fragmentasi habitat, perburuan, konflik dengan anjing peliharaan, hingga tekanan aktivitas pertanian. (FL/P-2)
Banyak warga yang masih takut masuk rumah lantaran banyak gempa susulan yang masih sering terjadi sehingga dibutuhkan untuk pembangunan hunian sementara.
BADAN Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) mulai memperbaiki kerusakan rumah penduduk dan rumah ibadah, pasca gempa bumi yang melanda Pulau Bawean, Gresik.
Seorang penyintas gempa Bawean Kabupaten Gresik, Jawa Timur (Jatim), meninggal usai melahirkan bayi laki-laki. Warga Pulau Gili Noko, Bawean, ini diduga mengalami kelelahan.
Sebanyak 36 siswa MTs di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terpaksa melaksanakan Ujian Akhir Ma'arif NU (UAMNU) di tenda darurat, karena masih trauma akibat gempa.
Setelah 15 hari mengabdi, Satgas Bencana Nasional BUMN Wilayah Jawa Timur, dan anggota Satgas lainnya telah membantu pemulihan sebanyak 2.126 warga terdampak gempa bumi di Bawean.
RELAWAN Bakti BUMN di Bintan, Kepulauan Riau, melaksanakan kegiatan konservasi padang lamun, mangrove, terumbu karang, dan habitat dugong bertepatan dengan HUT ke-80 RI.
Revitalisasi ini akan mengusung konsep zonasi satwa, yaitu penataan berdasarkan klasifikasi habitat, jenis satwa, serta kebutuhan ekologisnya.
Konservasi yang ideal harus dilakukan di habitat asli gajah yang masih menyediakan pakan dan air alami, bukan di areal bekas perkebunan atau dekat permukiman.
Di tengah meningkatnya tekanan terhadap ekosistem akibat perubahan iklim dan pembangunan, upaya konservasi menjadi semakin penting dan mendesak.
LANGKAH pemerintah dipuji karena berani menutup lahan sawit ilegal yang beroperasi di kawasan Hutan Konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved