Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DINAS Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat menemukan 80 orang warga positif Chikungunya terjadi sejak Januari hingga Mei 2025 yang tersebar di 10 Kelurahan. Kejadian tersebut, membuat semua pasien rata-rata berobat ke Puskesmas setelah mengalami demam tinggi, nyeri otot, tubuh kaku dan tidak bisa bangun.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan kasus chikungunya yang terjadi sejak bulan Januari hingga Mei di 10 Kelurahan tercatat ada 80 orang. Namun, warga yang mengalami gejala berangsur sembuh dan sebagian masih mendapat perawatan di rumahnya karena tubuhnya masih kaku.
"Penyebaran kasus chikungunya yang telah terjadi sejak Januari hingga Mei tercatat 80 orang dan di antaranya 59 orang suspek keluhan kliniks, 20 orang positif RDT-rapid diagnostik test. Kasus tersebut, terjadi di Kelurahan Tugujaya, Kotabaru, Ciakar, Margabakti, Sukarindik, Sukamanah, Nagarasari, Kahuripan, Mulyasari dan Cilembang," katanya, Minggu (29/6/2025).
Ia mengatakan, wabah penyakit yang menyerang warga di 10 kelurahan terjadi setelah seorang mengalami pusing kepala, nyeri otot, tidak bisa bangun, tubuh kaku, susah bergerak, sulit berjalan, kulit gatal, muntah, mencret, dan keluar bintik merah. Namun, kasusnya tersebut ternyata terjadi di lokasi lain dan petugas puskesmas turun tangan pengendalian dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi.
"Petugas puskesmas menemukan hasil positif dari penyelidikan epidemiologi dan langusung melaksanakan pengendalian dengan melakukan fogging dilakukannya di Kelurahan Mulyasari. Pengendalian, pencegahan Chikungunya, dibutuhkan kerja sama dukungan serta motivasi dari lintas sektor untuk menggerakan kembali kegiatan juru pemantau jentik (Jumantik)," ujarnya.
Menurutnya, kasus chikungunya yang telah terjadi lantaran masih ada masyarakat abai dalam kebersihkan lingkungan. Karena, serangan nyamuk tidak memandang usia dan Dinas Kesehatan berupaya melakukan gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J) termasuk RT, RW harus menggerakan warga membersihkan masjid, sekolah, madrasah, tempat kerja mushola, tempat umum dan lainnya.
"Kami meminta agar masyarakat tetap selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Karena, dikhawatirkan kasus chikungunya meningkat dan bagi masyarakat harus waspada terutama membersihkan lingkungan dan selalu melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," pungkasnya.(H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved