Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
ANGGARAN yang disiapkan pemerintah pusat untuk program makan bergizi gratis (MBG) di Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencapai Rp50 triliun. Angka ini bahkan lebih besar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jabar yang hanya sekitar Rp33 triliun. Anggaran tersebut digunakan salah satunya untuk memenuhi kebutuhan lima ribu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Provinsi Jabar memang memiliki populasi penduduk paling besar di Indonesia, termasuk juga jumlah penduduk. Jadi ada sekitar 12 juta siswa, belum ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita. Sehingga di Jabar itu harus ada kurang lebih 5.000 dapur SPPG,” ungkap Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana dikutip Kamis (19/6).
Menurut Dadan, diperkirakan satu SPPG membutuhkan dana sekitar Rp10 miliar. Jika mendirikan lima ribu SPPG, maka dibutuhkan sekitar Rp 50 triliun. Ini jauh lebih besar dibandingkan APBD Provinsi Jabar yang hanya Rp33 atau 31 (triliun). Saat ini sejak program MBG digulirkan pada awal 2025, Jabar sudah memiliki 600 SPPG untuk memenuhi kebutuhan MBG.
“Ini satu potensi yang cukup besar. Alhamdulillah, sekarang SPPG Jabar juga paling cepat, sudah lebih dari sekitar 600 SPPG yang ada dan kami melihat ada registrasi-registrasi, dalam waktu singkat mungkin SPPG di Jabar ini akan berjumlah sekitar dua ribu,” jelasnya.
Dadan menargetkan pada akhir November 2025 jumlah SPPG di Jabar sudah mencapai lima ribu. Ini tentu membutuhkan kerjasama yang intens berbagai pihak. Salah satunya bekerjasama dengan Pemprov Jabar agar percepatan bisa terjadi. Selain itu, kerjasama yang tengah dijajaki salah satunya dengan Kementrian Pariwisata, melalui jaringan Politeknik Pariwisatanya. Nantinya, Kemenpar akan membantu menyediakan infrastruktur dan sumber daya pelatihan.
“Kami akan segera menandatangani MoU dengan Kementerian Pariwisata agar kerjasama ini bisa berkelanjutan. Kita tahu bahwa jaringan politeknik pariwisata tersebar di berbagai daerah dan memiliki kemampuan pelatihan kuliner dan manajemen dapur yang baik,” ujarnya.
Kerjasama ini lanjut Dadan, dinilai strategis karena dapur-dapur SPPG tak hanya memerlukan bangunan fisik, tetapi juga sumber daya manusia yang terlatih dalam pengolahan makanan bergizi, aman, dan efisien. “Target kami adalah nol kejadian gangguan pencernaan. Kami memperketat SOP sejak awal, dan mereka yang dilatih menjadi Kepala SPPG, sudah melalui proses seleksi dan pelatihan berjenjang,” sambungnya. (H-4)
Mantan Wali Kota Solo FX Rudy mengusulkan anggaran makan bergizi gratis atau MBG dialihkan untuk membiayai sekolah dasar gratis. JPPI menilai usulan itu konkret
Penjamah makanannya yang dia kurang waspada dalam membeli bahan makanan.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana meminta tambahan anggaran sebesar Rp50 triliun untuk Makan Bergizi Gratis (MBG). Dana itu untuk pelaksanaan MBG hingga Desember 2025.
Pengawasan merupakan elemen utama yang harus diperkuat. Bukan saja pengawasan yang bersifat top down dari pemerintah.
PEMERINTAH akan meningkatkan alokasi anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga mencapai Rp171 triliun pada kuartal IV 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved