Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Keluarga Pasangan Tunanetra di Aceh Dapat Bantuan Rumah dari Jemaah Safari Subuh

Amiruddin Abdullah Reubee
16/6/2025 22:37
Keluarga Pasangan Tunanetra di Aceh Dapat Bantuan Rumah dari Jemaah Safari Subuh
Peletakan batu pertama rumah bantuan dari jemaah Safari. Subuh Masjid Al-Falah Sigli Pidie, Aceh untuk Keluarga Pasangan Tunanetra.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

KELUARGA miskin dengan suami istri tunanetra di Kabupaten Pidie, Aceh, mendapat rumah bantuan dari jemaah Safari Subuh Masjid Al-Falah Sigli. Keluarga yang memiliki dua putri dan satu putra itu adalah dari pasangan suami-istri Sulaiman, 52, dan Rahmawati, 42.

Sang ayah dan sang ibu itu keduanya dalam tidak bisa melihat. Mereka hanya mengandalkan ketiga anaknya ketika hendak bepergian atau aktivitas lainnya. Sulaiman buta akibat kecelakaan tabrakan di waktu kanak-kanak, sedangkan istrinya Rahmawati awalnya hanya rabun sejak kecil.

Sulaiman Abubakar, kepada Media Indonesia, di sela-sela peletakan batu pertama pembangunan rumah bantuan itu, Minggu (15/6) selepas subuh menuturkan, selama ini mereka menumpang tinggal di Rumah Mes Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Pidie. Meskipun kondisi konstruksi rumah kayu yang ditumpangi itu sudah lapuk dan uzur, lima orang sekeluarga itu tetap harus bertahan.

"Anak saya pertama Syifaurrahmi lahir 2006, sedang kuliah di STILES Universitas Jabal Ghafur. Dua lagi kembar, yaitu Nailul Al-Arif dan Naila Arifa, keduanya kelahiran 2013 baru lulus SD masuk kelas 1 SMP Negeri 1 Sigli. Demi untuk membiayai pendidikan tiga anak ini, terpaksa harus bertahan hidup apa adanya," tutur Sulaiman yang juga Ketua Ikatan Persaudaraan Disabilitas Pidie (IPDP) itu.

Pasangan suami istri asal Pucok Alue Kabupaten Bireuen yang sudah lama merantau di Pidie ini, sekitar 20 tahun keluarganya hidup terlunta berpindah ke sana kemari. Awalnya mereka tinggal di panti sosial sekolah tunanetra Jabal Ghafur.

Setelah sekolah itu tutup paling sering berpindah tempat karena menyesuaikan dengan kemampuan biaya sewa atau kemampuan kontrakan.

Baru sekitar 12 tahun terakhir bertahan di Mes Panti Sosial Dinas Sosial Pemkab Pidie. Mereka tidak ada pilihan lain karena anak-anak mereka sudah sekolah dan keterbatasan biaya.

"Semua orang berimpian ingin memiliki rumah. Rasa bersyukur luar biasa ketika panitia pembangunan rumah dari jemaah Masjid Al-Falah Sigli menyampaikan kabar gembira. Tidak terjadi tanpa kehendak Allah. Insya Allah semua donatur yang membantu pembangunan rumah saya, semoga Allah akan membangun rumah mereka di kemudian hari," kata Sulaiman yang diamini anak pertama Syifaurrahmi.

Pendiri Safari Subuh Masjid Al-Falah Sigli, Kabupaten Pidie, Teungku Amri Fahmi Anziz, mengatakan pembangunan rumah dhuafa ini melalui proses seleksi sangat meyakinkan. Calon penerima harus memiliki moral baik dan taat beragama.

Pihaknya tidak ingin para penerima bantuan itu mengecewakan para donatur. Apalagi sebagian besar penyumbang itu setiap membangun rumah dhuafa tetap menyisihkan sedekahnya patungan setiap bulan.

"Ini rumah bantuan ke-13 yang tersebar di 12 kecamatan. Mungkin dua pekan ke depan bertambah lagi ke kecamatan lainnya. Insya Allah seluruh 23 kecamatan di Kabupaten Pidie akan tersentuh semua asal memenuhi kriteria," tambah Teungku Amri Fahmi lulusan doktor Caumlode Universitas Al-Azhar Kairo Mesir yang juga da'i Internasional tersebut. (MR/E-4) 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya