Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Masyarakat di Gianyar Inginkan Metode Pengolahan Sampah yang Sederhana dan Adaptif

Ruta Suryana
30/5/2025 23:24
Masyarakat di Gianyar Inginkan Metode Pengolahan Sampah yang Sederhana dan Adaptif
(MI/Ruya Suryana)

Masyarakat sangat membutuhkan metode pengolahan sampah yang adaptif dan sederhana untuk pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. Selain itu juga memerlukan  pilihan metode pengolahan sampah agar dapat mengimplementasikan kebijakan pengelolaan sampah berbasis sumber yang digaungkan Pemerintah Provinsi Bali.

Harapan tersebut disampaikan Kepala Desa Taro Kabupaten Gianyar, I Wayan Warka saat memberikan sambutan pada pembukaan Program Kemitraan Masyarakat kerja sama Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Sains dan Teknologi (FPST) Universitas Warmadewa (Unwar) dengan Prodi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta di TPS 3R Desa Taro, Kabupaten Gianyar, Jumat (30/5).

"Kalau sampah organik selama ini cenderung dibawa ke kebun atau di belakang rumah," kata Warka.

Ia mengungkapkan khusus untuk sampah plastik masih menjadi permasalahan di desanya karena belum mampu untuk diolah. Dampaknya sampah plastik selama ini diangkut oleh Yayasan Eco Bali untuk dikirim ke Jawa.

Kepala Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" (UPN) Yogyakarta, Prof. Susila Herlambang menyatakan kesadaran menjadi sebuah kebutuhan dalam pengelolaan sampah. Sampah mesti diolah agar tidak menyebabkan pencemaran, namun justru harus memberikan nilai ekonomi.

"Saya yakin masyarakat sudah melakukan. Sampah kalau diolah akan menghasilkan emas hitam" ujar Herlambang.

Sementara akademisi Prodi Agroteknologi, FPST-Unwar, Dr. I Nengah Muliarta mengakui bahwa masyarakat sangat membutuhkan beragam pilihan dalam mengelola sampah yang dihasilkan. Pengomposan merupakan salah satu jalan terakhir dalam pengelolaan sampah rumah tangga. 

“Masyarakat membutuhkan beragam model pilihan, contoh mengolah sampah sisa sayur dan buah menjadi eco-enzyme, mengolah kulit apel jadi kripik dan mengolah kulit salak menjadi the,” ujar Muliarta.

Menurut Muliarta, jika memang pengomposan yang dibutuhkan, maka teknik pengomposan yang diberikan juga harus beragam, baik dari sisi metode aerob maupun anaerob. Selama ini dengan kebijakan pengolahan sampah berbasis sumber, masyarakat diminta mengomposkan tetapi belum tersosialisasikan teknik pengomposan yang dapat diimplementasikan.

“Teknik pengomposan juga harus adaptif dengan kondisi masyarakat, apakah menggunakan metode vermikompos, heap, Indore, Heap, Bangalore, Berkeley, atau Takakura. Selama ini masyarakat hanya diharapkan mengomposkan, tapi belum dibekali dengan teknik atau metode pengomposan yang sederhana, adaptif dengan lingkungan mereka, yang murah dan menghasilkan kompos berkualitas,” papar Muliarta. (RS)
Ket foto: Suasana pembukaan Program Kemitraan Masyarakat kerja sama Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Sains dan Teknologi (FPST) Universitas Warmadewa (Unwar) dengan Prodi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta di TPS 3R Desa Taro, Kabupaten Gianyar, Jumat (30/5).

Images



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya