Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Masyarakat sangat membutuhkan metode pengolahan sampah yang adaptif dan sederhana untuk pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. Selain itu juga memerlukan pilihan metode pengolahan sampah agar dapat mengimplementasikan kebijakan pengelolaan sampah berbasis sumber yang digaungkan Pemerintah Provinsi Bali.
Harapan tersebut disampaikan Kepala Desa Taro Kabupaten Gianyar, I Wayan Warka saat memberikan sambutan pada pembukaan Program Kemitraan Masyarakat kerja sama Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Sains dan Teknologi (FPST) Universitas Warmadewa (Unwar) dengan Prodi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta di TPS 3R Desa Taro, Kabupaten Gianyar, Jumat (30/5).
"Kalau sampah organik selama ini cenderung dibawa ke kebun atau di belakang rumah," kata Warka.
Ia mengungkapkan khusus untuk sampah plastik masih menjadi permasalahan di desanya karena belum mampu untuk diolah. Dampaknya sampah plastik selama ini diangkut oleh Yayasan Eco Bali untuk dikirim ke Jawa.
Kepala Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" (UPN) Yogyakarta, Prof. Susila Herlambang menyatakan kesadaran menjadi sebuah kebutuhan dalam pengelolaan sampah. Sampah mesti diolah agar tidak menyebabkan pencemaran, namun justru harus memberikan nilai ekonomi.
"Saya yakin masyarakat sudah melakukan. Sampah kalau diolah akan menghasilkan emas hitam" ujar Herlambang.
Sementara akademisi Prodi Agroteknologi, FPST-Unwar, Dr. I Nengah Muliarta mengakui bahwa masyarakat sangat membutuhkan beragam pilihan dalam mengelola sampah yang dihasilkan. Pengomposan merupakan salah satu jalan terakhir dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
“Masyarakat membutuhkan beragam model pilihan, contoh mengolah sampah sisa sayur dan buah menjadi eco-enzyme, mengolah kulit apel jadi kripik dan mengolah kulit salak menjadi the,” ujar Muliarta.
Menurut Muliarta, jika memang pengomposan yang dibutuhkan, maka teknik pengomposan yang diberikan juga harus beragam, baik dari sisi metode aerob maupun anaerob. Selama ini dengan kebijakan pengolahan sampah berbasis sumber, masyarakat diminta mengomposkan tetapi belum tersosialisasikan teknik pengomposan yang dapat diimplementasikan.
“Teknik pengomposan juga harus adaptif dengan kondisi masyarakat, apakah menggunakan metode vermikompos, heap, Indore, Heap, Bangalore, Berkeley, atau Takakura. Selama ini masyarakat hanya diharapkan mengomposkan, tapi belum dibekali dengan teknik atau metode pengomposan yang sederhana, adaptif dengan lingkungan mereka, yang murah dan menghasilkan kompos berkualitas,” papar Muliarta. (RS)
Ket foto: Suasana pembukaan Program Kemitraan Masyarakat kerja sama Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Sains dan Teknologi (FPST) Universitas Warmadewa (Unwar) dengan Prodi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta di TPS 3R Desa Taro, Kabupaten Gianyar, Jumat (30/5).
Images
Program Adipura tidak lagi hanya menjadi simbol kota bersih, melainkan indikator strategis tata kelola persampahan modern, adil, dan berkelanjutan.
RDF Rorotan tetap menjadi salah satu strategi utama Pemprov DKI dalam mengatasi persoalan sampah, sembari menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi ke depan.
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Asep mengatakan selama ini sampah dari kawasan PIK masih dibuang ke TPST Bantargebang. Di sisi lain, Asep menyinggung soal kondisi Bantargebang yang sudah penuh.
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
"Untuk pengelolaan sampah organik, Kota Padang mengembangkan budidaya maggot (larva Black Soldier Fly/BSF) sebagai solusi inovatif."
Keterlibatan desa adat di Gianyar sangat penting karena maraknya kasus penyalahgunaan izin tinggal dan overstay oleh warga negara asing (WNA) di wilayah Bali.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Getaran gempa yang terjadi sekitar pukul 07.26 Wita itu memiliki titik koordinat 8.57 Lintang Selatan (LS) dan 115,32 Bujur Timur (BT).
Gempabumi dangkal dengan magnitudo 4,8 mengguncang sebagian wilayah Pulau Dewata yang berpusat di darat wilayah Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu.
Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved