Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PEMKOT Solo mengintensifkan pemantauan keluarga berisiko stunting lewat program Kota Resik Stunting (KRS), untuk sekaligus memantau pemenuhan gizi maksimal bagi anak.
Penegasan itu disampaikan Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani saat bersama Puskesmas, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) dan PKK Kota meninjau keluarga berisiko stunting di wilayah Laweyan, Kamis (8/5).
Warga Sondakan, Laweyan menyambut kedatangan Astrid Widayani dengan keceriaan dan sekaligus haru, hingga terjadi dialog dua arah yang solutif.
Dalam kesempatan itu, Astrid mengunjungi keluarga Mujiono, buruh harian berpenghasilan di bawah Rp1 juta/bulan, guna menghidupi isteri dan seorang balita dalam kondisi kurang gizi di dalam rumah sederhana.
Dari program KRS, Pemkot berusaha hadir berbasis data dan sekaligus empati untuk warga berisiko stunting. "Jadi Pemkot benar benar hadir di tengah masyarakat, selain berempati, juga memberikan solusi efektif," kata Astrid.
Alvin Putra Ramadhan, yang menjadi buah hati pasangan Mujiono beserta isterinya itu pun mendapatkan penanganan dari Puskesmas Pajang, untuk perbaikan kesehatan dan gizi.
Astrid menyempatkan bermain sejenak, serta memberikan makanan tambahan yang menjadi intervensi gizi dari Pemkot kepada Alvin, balita berisiko stunting
Ketika berdialog dengan para ibu-ibu di Kampung Sondakan, Astrid menegaskan Pemkot Solo tidak bisa membiarkan satu pun anak di Solo untuk tertinggal dalam kesehatan atau menderita stunting. "Kita tidak bisa membiarkan satu anak pun tertinggal dari haknya untuk tumbuh sehat dan cerdas,” pungkas mantan Rektor Universitas Surakarta (Unsa) itu.
Data Dinas Kesehatan menunjukkan, anak berisiko stunting di Kota Solo mendapatkan layanan dari program DASAHT dan BabySPA (genting), dengan pemantauan selama 6 bulan ke depan.
Program ini merupakan upaya kolaboratif lintas sektor. Melalui program ini Pemkot Solo melalui OPD, Puskesmas, kader kesehatan, serta masyarakat melakukan intervensi menyeluruh kasus stunting, mulai dari edukasi gizi, pemantauan pertumbuhan balita, hingga perbaikan lingkungan tempat tinggal. (E-2)
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum menunjukkan efektivitas dalam menurunkan angka stunting.
MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memaparkan ada 4 tantangan untuk menurunkan stunting saat ini.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus mengampanyekan zero new stunting.
Menurut Dikdik, inisiatif semacam ini merupakan bagian penting dari strategi pencegahan stunting yang harus dimulai sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun pertama anak.
Menteri sebelumnya dijadwalkan menyaksikan proses distribusi Makan Bergizi Geratis (MBG) di Posyandu Lamahora Barat II, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Penyerahan bantuan dilakukan bersama Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma dan Bupati Rote Ndao Paulus Henuk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved