Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

51 Kasus DBD di Batam Sepanjang Februari, Lubukbaja Tertinggi

Hendri Kremer
08/3/2025 05:31
51 Kasus DBD di Batam Sepanjang Februari, Lubukbaja Tertinggi
Kepala Dinkes Batam, Didi Kusmarjadi(MI/HENDRI KREMER)

DINAS Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mencatat sebanyak 51 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tersebar di berbagai kecamatan sepanjang Februari 2025. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan Januari 2025 yang mencapai 75 kasus.

Kepala Dinkes Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan bahwa Kelurahan Lubukbaja tercatat sebagai wilayah dengan kasus tertinggi, yakni 8 kasus. Disusul Baloi Permai dengan 7 kasus, sementara Batuaji, Seipancur, dan Tanjung Buntung masing-masing 5 kasus.

"Mayoritas kasus terjadi di kawasan permukiman padat penduduk yang memiliki banyak tempat penampungan air," katanya, Jumat (7/3).

Ketua RT01/RW03 Lubukbaja, Hendra Saputra mengonfirmasi tingginya kasus DBD di wilayahnya. "Memang benar di lingkungan kami terdapat beberapa kasus DBD dalam dua bulan terakhir. Kami sudah melakukan gotong royong membersihkan selokan dan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk," ujarnya.

"Kami juga aktif menyosialisasikan gerakan 3M Plus kepada warga dan mendorong setiap keluarga untuk memiliki jumantik mandiri. Tantangan kami adalah masih adanya lahan kosong yang tidak terawat dan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk," tambahnya.

Persebaran kasus lainnya tercatat di Botania 4 kasus, Tanjung Sengkuang 4 kasus, Mentarau 3 kasus, Seilangkai 3 kasus, Seipanas 3 kasus, Kabil 2 kasus, Tanjunguncang 1 kasus, dan Seilekop 1 kasus. Sementara itu, selama enam hari pertama di bulan Maret 2025, telah tercatat 11 kasus baru.

Untuk menekan angka kasus, Pemerintah Kota Batam telah mengeluarkan Surat Edaran Wali Kota Batam Nomor 23 Tahun 2024 tentang Kewaspadaan Dini Peningkatan Kasus DBD. Dinkes juga terus menggencarkan program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) yang melibatkan masyarakat dalam memantau jentik nyamuk di lingkungan masing-masing.

"Kami juga bekerja sama dengan puskesmas untuk melakukan sosialisasi dan fogging di daerah rawan. Namun, fogging bukan solusi utama, karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Yang paling penting adalah mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan," tegas Didi. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya