Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Banjir kian Parah, Jalur Pantura Jawa Tengah Kembali Macet

Akhmad Safuan
07/2/2025 13:53
Banjir kian Parah, Jalur Pantura Jawa Tengah Kembali Macet
Ribuan pekerja di Kawasan Industri Terboyo, Kota Semarang terpaksa berjibaku menembus banjir untuk dapat sampai ke tempat kerjanya, meskipun harus mendorong kendaraan atau menumpang truk Jumat (7/2/2025) pagi.(MI/Akhmad Safuan)

BANJIR yang merendam sejumlah daerah di pantura Jawa Tengah, seperti, Kendal, Semarang, dan Demak kian parah pada Jumat (7/2). Kemacetan lalu lintas di Jalur Pantura Semarang-Demak tidak terhindarkan karena banyak kendaraan mogok.

Pemantauan Media Indonesia, Jumat (7/2) Jalur Pantura Semarang-Demak kembali tersendat akibat banjir masih merendam di ruas Jalan Raya Kaligawe (Semarang) dan Sayung (Demak) sebagai akibat cuaca ekstrem dan banjir rob yang datang secara bersamaan hingga air dari sejumlah sungai meluap ke jalan raya dan perkampungan penduduk.

Ribuan pekerja di Kawasan Industeri Terboyo Kota Semarang, sebagian memilih tidak masuk kerja dan sebagian lainnya berangkat bekerja meskipun harus berjalan menembus banjir. Bahkan, mereka menumpang truk untuk sampai di pabrik. "Terpaksa menitipkan kendaraan di Kaligawe dan masuk pabrik numpang truk," ujar Lelasari, 35, karyawan di pabrik di Kota Semarang ,tersebut.

Hujan sedang-lebat yang masih mengguyur daerah di pantura Jawa Tengah semakin membuat banjir di Kendal, Semarang, dan Demak, kian parah hingga mengakibatkan puluhan ribu jiwa terdampak dan ribuan rumah, sekolahan, perkantoran hingga area persawahan terendam banjir dengan ketinggian 40-100 sentimeter.

"Banjir masih merendam sejumlah kawasan hingga saat ini, kita terus upayakan pemompaan agar mengurangi banjir tersebut," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro P Martanto, Jumat (7/3).

Selain merendam Galur Pantura Kaligawe Raya, ungkap Endro, banjir juga masih merendam perumahan penduduk seperti Mukti Lestari, Muktiharjo Kidul, Trimulyo, Pondok Raden Patah, Genuk, Perumahan Tlogosari Kulon, dengan ketinggian 20-50 sentimeter. Banjir ini akibat hujan lebat masih mengguyur hingga meluapnya sejumlah sungai dan saluran air.

Hal serupa juga diungkapkan Pelaksanaan Tugas Kepala BPBD Demak Haris Wahyudi Ridwan. Banjir di daerah ini cukup parah merendam belasan desa di dua kecamatan, yakni Karangtengah dan Sayung dengan ketinggian 30-100 sentimeter, bahkan banjir juga masih merendam jalur pantura, jalur alternatif, dan jajan penghubung antardesa dan kecamatan.

"Kami fokus menangani korban banjir yang masih bertahan di pengungsian dengan membuka dapur umum serta menyalurkan logistik serta bersiaga untuk mengevakuasi warga, karena cuaca ekstrem masih berlangsung hingga hari ini," ujar Haris.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kendal Ahmad Huda Kurniawansah secara terpisah mengatakan, banjir sebagai dampak cuaca ekstrem hingga sejumlah sungai meluap tidak hanya merendam jalur pantura di Kendal, tetapi juga belasan desa di sejumlah kecamatan seperti Kendal Kota, Ngampel, dan Brangsong dengan ketinggian 30-70 sentimeter.

Sejumlah sungai di Kendal, tutur Ahmad, meluap seperti, Sungai Waridin Brangsong, Sungai Kendal, Kali Blorong, Kali Wedus dan Kali Jaran membuat kondisi semakin parah. Sebagai antisipasi banjir semakin meninggi telah disiapkan lokasi pengungsian termasuk rumah dinas bupati. "Kita terus berkoordinasi dengan instansi terkait dan relawan untuk bersiaga," imbuhnya.

Mengingat cuaca ekstrem masih berlangsung di Kendal ini, demikian Ahmad, maka berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi banjir yang tinggi dengan melakukan pemompaan, seperti di RSUD dr Soewondo yang sempat terendam Kamis (6/2), sudah mulai surut agar pelayanan kesehatan tidak terganggu. (AS/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya