Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Melonjak Jadi 146 Kasus DBD di Pacitan, Dinkes Ajak Masyarakat Gencarkan PSN

Indrastuti
25/1/2025 20:11
Melonjak Jadi 146 Kasus DBD di Pacitan, Dinkes Ajak Masyarakat Gencarkan PSN
Petugas dari Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) di Kelurahan Bawang, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (7/1/2025)(ANTARA/Prasetia Fauzani)

KASUS  demam berdarah dengue (DBD) di Pacitan melonjak tajam pada awal tahun 2025 ini. Hingga Selasa (21/1), dinas kesehatan (dinkes) setempat mencatat total 146 kasus. Kecamatan Pacitan (kota) menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan Nur Farida, pihaknya telah berupaya maksimal menekan angka kasus DBD.

Upaya pencegahan dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merata di 12 kecamatan. Termasuk desa-desa terdampak.

‘’PSN harus dilakukan secara berkesinambungan dan melibatkan masyarakat. Kami mengaitkan peningkatan kasus dengan intensitas upaya pemberantasan. Pada minggu pertama Januari, tercatat 27 dan 88 kasus, lalu bertambah 36 kasus pada minggu kedua,’’ kata dia dalam keterangan resmi.

Meski belum menargetkan nol kasus, mereka berusaha meminimalkan risiko tinggi hingga kematian akibat DBD.

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. Kedua jenis nyamuk vektor utama penyebab DBD, cenderung berkembang biak di tempat bersih dengan genangan air, seperti botol bekas atau potongan bambu.

‘’Nyamuk ini tidak hanya ada di sekitar rumah, tetapi juga di lapangan sepak bola atau bekas tebangan bambu yang menyisakan air. Kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi sarang nyamuk,’’ sambungnya.

Berdasarkan pemantauan dinkes, DBD banyak menyerang kelompok usia produktif, meskipun anak-anak juga menjadi perhatian khusus.

‘’Anak-anak biasanya tidur lebih awal, sekitar pukul 21.00, sehingga orang tua lebih mudah memberi perlindungan seperti memasang kelambu atau menggunakan obat nyamuk,’’ ujarnya.

Dinkes Pacitan berharap masyarakat lebih peduli dengan kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran kasus DBD di Pacitan dengan memberikan edukasi dan sosialisasi. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya