Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SENI kaligrafi Tiongkok yang dikenal dengan nama Shu Fa kian digemari warga Kota Batam, Kepulauan Riau. Lembaga seni budaya He Le, dipimpin oleh Alex Tan sebagai perencana utama, aktif mengajarkan seni tradisional tersebut kepada masyarakat Batam.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan warisan budaya Tiongkok, tetapi juga memperkenalkan nilai harmoni dan kebahagiaan yang terkandung dalam setiap goresan kaligrafi.
Menurut Alex Tan, Shu Fa lebih dari sekadar seni menulis. "Tulisan dalam Shu Fa mencerminkan harmoni, kebahagiaan, dan energi positif. Filosofi ini telah diwariskan lebih dari 25 ribu tahun sejak era Dinasti Xia di Tiongkok," katanya, Senin (20/1).
Alex menambahkan bahwa Shu Fa juga berfungsi sebagai sarana motivasi yang memperkuat semangat individu. "Kami ingin anak-anak sekolah, pelajar, dan masyarakat umum mengenal nilai luhur yang terkandung dalam seni ini. Ini adalah bentuk kebudayaan yang sangat tinggi yang memberi ketenangan," ujarnya.
Di Batam, kegiatan itu telah menjangkau sekitar 5.000 anggota, mulai dari pelajar hingga masyarakat umum yang tertarik untuk mendalami seni Shu Fa.
"Kami terus berupaya mengembangkan kegiatan ini, terutama dengan menggandeng lebih banyak sekolah untuk menjadi bagian dari program pembelajaran. Namun, jumlah guru yang menguasai seni ini masih terbatas," tambahnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam Ardiwinata memberi apresiasi atas inisiatif tersebut. Menurut dia, pelestarian budaya seperti itu tidak hanya memperkaya keberagaman seni di Batam, tetapi juga membantu memperkenalkan budaya kepada generasi muda.
"Kegiatan seperti ini sangat penting untuk menjaga kekayaan budaya. Seni Shu Fa bukan hanya warisan, tetapi juga cara untuk mengajarkan nilai-nilai positif seperti kesabaran, keharmonisan, dan penghargaan terhadap tradisi. Kami mendukung penuh dan berharap kegiatan ini terus berkembang di Batam,” ujarnya. (HK/E-2)
elain mengandung keberkahan, basmalah memiliki makna dan keutamaan bagi setiap muslim yang membacanya.
Workshop dan Galeri Kaligrafi Lengkong membuktikan bahwa warisan budaya bisa menjadi fondasi kuat untuk masa depan yang lebih baik.
Maestro kaligrafi Indonesia sekaligus Direktur Lembaga Kaligrafi Al Quran Lemka, Didin Sirajuddin, mengatakan seni kaligrafi di Indonesia mengalami perkembangan pesat.
Lukisan kaligrafi tersebut juga ada yang dilengkapi dengan jam dinding.
Srikandi Ganjar berkolaborasi bersama Pena Koas Calligraphy Painting, dan menghadirkan pelukis profesional Achmad Subhani sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut.
Seni kaligrafi adalah karya seni tulis tangan indah. Seni itu paling dihormati di antara berbagai seni rupa Islam
Kawasan jeti pelabuhan NPM sendiri dirancang untuk menampung hingga 67 yacht, dengan fasilitas parkir yang disesuaikan dengan ukuran kapal masing-masing.
Ascott dengan bangga memperluas portofolionya di Indonesia melalui soft opening Oakwood Hotel & Apartments Grand Batam.
TANJUNG Riau, sebuah kelurahan di Kecamatan Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, telah berkembang menjadi salah satu destinasi kuliner malam favorit di kota ini.
Di Pasar Penuin pengunjung dapat menemukan jajanan pasar yang menjadi favorit masyarakat lokal, seperti kue putu, onde-onde, lemper, dan klepon.
Masakan bernuansa peranakan Batam menghadirkan cita rasa Tionghoa-Melayu dalam sajian seafood yang tak hanya menggugah selera.
Merencanakan liburan ke Batam? Salah satu hal terpenting yang perlu Anda siapkan adalah memilih akomodasi terbaik dengan harga terjangkau.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved