Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DANAU Toba, mahakarya alam di Sumatera Utara yang telah diakui dunia, menghadapi tantangan besar dalam menjaga kebersihan dan kelestariannya. Meski keindahan dan potensi wisatanya tidak diragukan, sampah yang berserakan di sejumlah lokasi mencederai daya tarik kawasan ini.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Tetty Naibaho, yang dihubungi Media Indonesia, Jumat (17/1), belum memberikan tanggapan terkait upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah untuk menangani masalah kebersihan di Danau Toba.
Dari pantauan langsung Media Indonesia pada Jumat (17/1), sepanjang Jalan Panorama Panatapan Tele, salah satu lokasi salah satu lokasi favorit wisatawan untuk menikmati keindahan Danau Toba, terlihat tumpukan sampah berserakan di beberapa titik. Pemandangan ini menciptakan kontras yang mencolok dengan panorama alam yang seharusnya menjadi daya tarik utama kawasan tersebut.
Lebih memprihatinkan, sekitar 50 meter sebelum Panatapan Tele, tepatnya di sisi kanan jalan menuju Samosir, terdapat tumpukan sampah yang mengeluarkan bau menyengat. Kondisi ini tidak hanya merusak estetika kawasan wisata, tetapi juga menurunkan kenyamanan dan minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Seorang warga yang ditemui di lokasi mengungkapkan kekecewaannya. “Kami berharap pemerintah lebih serius menangani masalah ini. Kebersihan sangat penting untuk mendukung keindahan Danau Toba. Kalau bersih, wisatawan akan semakin banyak yang datang,” ujarnya tanpa ingin disebutkan namanya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh seorang pelaku usaha di kawasan Parbaba. Ia mengaku harus mengeluarkan biaya sebesar Rp300.000 untuk setiap pengangkutan sampah yang diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir. “Ironisnya, pemerintah tidak menyediakan tempat sampah yang memadai di lokasi wisata. Ini menyulitkan kami, pelaku usaha, dalam mengelola sampah,” katanya.
Masalah kebersihan di Danau Toba membutuhkan perhatian serius dan langkah konkret dari pemerintah daerah. Penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, kampanye edukasi kepada masyarakat, dan pelibatan pelaku usaha dalam menjaga kebersihan adalah langkah penting yang harus segera diambil.
"Danau Toba bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga cerminan budaya dan kebanggaan masyarakat Sumatera Utara. Menjaga kebersihan kawasan ini adalah tanggung jawab bersama, demi keberlanjutan pariwisata dan masa depan generasi mendatang. (S-1)
Ruas tol Kutepat yang juga merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) akan memangkas waktu tempuh dari Medan menuju Danau Toba yang semula enam jam menjadi hanya dua jam.
Pemkab akan memberikan pelatihan bagi masyarakat untuk mengolah eceng gondok menjadi pupuk organik maupun menjadi kerajinan tangan.
Audi Sitorus menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba siap mendukung hal-hal yang sifatnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengelolaan yang baik juga bisa memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di sekitar kawasan.
Menara Doa Sinatapan kini dinilai menjadi destinasi wajib bagi wisatawan yang ingin menikmati pesona Danau Toba sambil mengisi ulang energi rohani.
Jelajahi sejarah, legenda, dan mitos Danau Toba, danau vulkanik terbesar di dunia. Temukan keunikan budaya dan wisata di Sumatra Utara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved