Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta meningkatkan pemantauan lalu lintas ternak yang akan di bawa keluar atau masuk Bantul. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penularan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) terutama pada hewan sapi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Agus Budiraharja di Bantul, Minggu menjelaskan sebagai upaya pengendalian, pasar-pasar hewan di wilayah Bantul juga sudah dilakukan penutupan sementara agar tidak ada aktivitas transaksi ternak atau mobilisasi hewan ternak sampai situasi dan kondisi kembali terkendali.
"Pasar hewan kita lokalisir untuk tidak dilakukan transaksi, dan kalau pasarnya sudah tutup kan sebetulnya tidak ada lagi mobilisasi ke tempat kita, karena mereka mau ke mana kalau pasarnya ditutup," katanya.
Agus Budiraharja lebih lanjut mengatakan saat ini petugas kesehatan hewan terus melakukan identifikasi terhadap sapi-sapi yang mungkin ada gejala terjangkit PMK agar bisa segera diobati atau diperlakukan secara khusus penanganan dini terhadap saspek PMK.
"Yang paling penting ada identifikasi sedini mungkin gejala-gejala PMK pada ternak serta upaya-upaya mereka selalu melakukan sosialisasi, semua tim turun melakukan sosialisasi kepada kelompok kelompok peternak," katanya.
Tentang kesediaan aksi, Sekda mengatakan, dari DKPP Bantul juga sudah melakukan vaksinasi terhadap sapi-sapi milik peternak dengan menggunakan vaksin yang sebelumnya telah dialokasikan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian.
Berdasarkan laporan dari DKPP Bantul, per 8 Januari 2025 sapi yang sakit akibat PMK mencapai 249 ekor, kemudian harus potong paksa dua ekor sapi, sedangkan sapi yang mati sebanyak 32 ekor. Untuk lokasi sebarannya ada di 12 kecamatan dan 29 kelurahan. (S-1)
Dari total 200 ekor sapi kini tinggal 10 ekor yang belum terjual.
Vaksinasi dilakukan untuk memastikan ketersediaan daging sehat dan layak konsumsi
NOVITA Pristiani, 27, sejenak memandangi ratusan bibit lele di sebuah ember besar.
Pemeriksaan kesehatan PMK sapi ini sudah kami lakukan di 34 peternakan. Kegiatan tersebut akan terus dilaksanakan hingga semua peternakan atau lokasi penggemukan di Kota Tangerang
"Ciri-cirinya yang jelas jika diperiksa mulutnya itu seperti banyak sariawan atau pecah-pecah, lidahnya juga banyak sariawan,"
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Bekasi Wadi Rima mengatakan, sebanyak 19 sapi ternak positif terjangkit PMK
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved