Royalti dan Perbaikan Tata kelola Timah Diyakini Mampu Pulihkan ekonomi Babel

(Rendy Ferdiansyah/N-3)
24/12/2024 18:26
Royalti dan Perbaikan Tata kelola Timah Diyakini Mampu Pulihkan ekonomi Babel
Diskusi Panel dengan tema Tantangan dan Potensi Ekonomi Babel 2025 di Graha Timah. Selasa (24/12).(MI/Rendy Ferdiansyah)

SEBAGAI Provinsi penghasil pasir timah Dana Bagi Hasil (DBH) yang di dapat dari royalti 3% tentunya tak sebanding dengan kerusakan alam di Provinsi Bangka Belitung (Babel). Terlebih, pasca kasus tata niaga timah yang merugikan negara Rp300 triliun. Babel tidak lagi mendapatkan DBH dari royalti lantaran tidak adanya ekspor timah.

Hal ini tentu saja berdampak terhadap terpuruknya perekonomian di Provinsi Bangka Belitung yang saat ini hanya 0,13% atau terendah se Pulau Sumatera.

Imam Hardyanto, Youtuber sekaligus pendiri Imam Hardyanto Insight, mengatakan sampai saat ini, ekonomi Babel masih bergantung dengan Timah. Sehingga menurutnya, ketika ada permasalahan hukum seperti kasus tata niaga timah lalu, ekonomi Babel langsung terpuruk.

"Untuk menumbuhkan ekonomi Babel ini tidak bisa satu atau dua tahun. Seperti yang dikatakan Kepala Bapeda Babel harus tiga tahun,"kata Imam usai Diskusi Panel Tantangan dan Potensi Ekonomi Babel 2025. Di Graha Timah. Selasa (24/12).

Namun. Ia berkeyakinan, ekonomi Babel dapat tumbuh kembali dalam jangan waktu satu tahun, jika Undang-Undang terkait Royalti timah diubah. "Saat ini Babel itu hanya dapat 3% dari Royalti timah, ini kecil sekali, makanya Undang-Undang nya harus diubah,"ujarnya.

Seharusnya, lanjut Imam. Babel sebagai daerah penghasil mendapatkan 10% atau 15%. "Kalau bisa 15%, tapi 10% juga itu sudah bagus," ungkapnya.

Untuk itu, dirinya mengajak, Pemerintah daerah, PT Timah berjuang bersama-sama ke Presiden, ke Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan. "Tahun 2025 kita fokus ubah Undang-Undangnya kalau itu terealisasi, 2026 ekonomi Babel kembali pulih," katanya dengan yakin.

Selain royalti, Sambung Imam, Tata kelola timah juga harus di perbaiki, jangan sampai menjadi permasalahan hukum seperti saat ini. 

Sementara, Rektor Universitas Muhammadiyah Babel. Fadillah Sobri mengatakan, dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya 0,13%, tidak mungkin tahun depan Babel bisa bangkit dari keterpurukan.

Kendati demikian, dengan kondisi ekonomi terpuruk saat ini. Babel harus bangkit dan harus optimistis."Memang ekonomi kita ini masih mengandalkan timah, tapi kita harus tetap optimis mampu bangkit kendati tahun depan harus kencang ikat pinggang," ungkapnya

Untuk menyelamatkan ekonomi Babel ada beberapa langkah yang harus di lakukan seperti Selesaikan permasalahan timah,
Berikan insentif bagi penambang, Tata kelola timah diperbaiki. "Saya rasa perjuangan menaikan royalti dari 3% ke 10% atau 15% baik dan harus di lakukan Gubernur Babel mendatang," ucapnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya